Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zita Anjani, Anggota Baru DPRD DKI yang Terbebani Sosok Zulkifli Hasan

Kompas.com - 19/08/2019, 09:43 WIB
Nursita Sari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Iya, dia pas tahu aku bikin seremoni gitu, aku diketawain.

(Kata papa), 'Kamu enggak akan menang kalau kayak gitu. Coba kamu hitung, kalau sebulan kamu cuma ketemu 250 orang, kamu kampanye sembilan bulan, kamu ketemu sekitar 3.000 orang, sedangkan kamu butuh paling enggak suara berapa, sekitar 10.000. Jadi kamu coba kalkulasi, sehari itu harus ketemu berapa banyak. Sehari paling enggak ketemunya, kalau satu titiknya aja 20 orang, ketemu 10 titik, paling enggak 200-250.'

Oh jadi kita yang penting itu kita hitung jumlah face to face-nya. Di situ aku mulai belajar.

Apakah papa bantu turun kampanye?

Iya. Aku sebenarnya enggak mau dia turun karena aku tuh enggak mau terkenal sebagai anaknya Zulkifli Hasan. Aku tuh enggak mau karena banyak orang itu stigmanya udah negatif kalau tahu kayak gitu. Karena selama ini aku jadi pendidik juga itu image aku sendiri.

Tapi ya enggak bisa dimungkiri, ada momen-momen yang masyarakat kita tuh seneng kalau ada ketum PAN, kan dia lebih terkenal dari aku kan. Apalagi kader PAN kita. Beda gitu kalau misalnya anak baru sama ketumnya yang datang itu beda.

Baca juga: Anggota Baru Belum Dilantik, Anggota DPRD Tak Bisa Ambil Keputusan Strategis

Jadi di ending, ketika udah puncaknya itu kan memang jumlah massa sudah banyak, itu dia ikut bantu kampanye. Tapi di awal-awal enggak. Ya paling totalnya tiga kali.

Apakah Anda ikut proses seleksi dari awal caleg online PAN?

Iya, semuanya, enggak boleh bolos. Mas Eko (Ketua DPW PAN DKI Eko Hendro Purnomo alias Eko Patrio) tuh dia enggak peduli, kita mau anak siapa.

Kata dia, 'Pokoknya peduli amat deh.' karena dia juga ngetop gitu loh, maksudnya kita enggak bisa sok-sok-an juga, orang ketua kita juga lebih ngetop.

Jadi semuanya ikut proses, pelatihan, submit CV, interview, background check, semuanya itu kita ikuti.

Apakah Anda merasa terbebani dengan sosok Pak Zulhas?

Iya hehe, bukannya merasa beruntung, malah merasa terbebani, gitu. Semua tagline berita itu anak ketua MPR gitu, maksud aku, itu membuat aku jadi di-bully sih gitu hehe.

Pastinya ya itu akan ngebikin aku di-bully di sana (DPRD DKI), karena kayak, 'Siapa lo, lo cuma anak MPR,' apa segala macam.

Ya tapi aku pengin ngebuktiin, aku tuh lebih dari itu. Ya Bapak aku, ya Bapak aku, ya aku, aku. Ya dia hebat, ya aku juga bisa, insya Allah bisa. Ya bisa punya jalan aku sendirilah.

Baca juga: Cerita Putri Zulhas Masuk DPRD DKI, Bawa Harapan Guru PAUD dan Ditertawakan Sang Ayah

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com