Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Obat Kedaluwarsa untuk Ibu Hamil, Mediasi Tertutup hingga Puskesmas Bungkam

Kompas.com - 19/08/2019, 20:38 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Puskesmas Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara melakukan mediasi dengan pihak korban ibu hamil yang menerima obat kedaluarsa pada Senin (19/8/2019).

Mediasi tersebut berlangsung di Kelurahan Kamal Muara pada pukul 15.00 WIB hinggap pukul 17.00 WIB di ruangan Lurah Kamal Muara.

Dalam kesempatan ini tampak hadir Suami korban, Bayu Rendi Dwitara (19) beserta tim kuasa hukumnya, Kasudin Kesehatan Jakarta Utara Yudi Damyati, Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan yang mewakili Puskesmas Kamal Muara Dr. Agus Ariyanto Haryoso, Lurah Kamal Muara Helwin Ginting, beserta sejumlah orang berseragam Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Saat mediasi akan dimulai, awak media dihalangi masuk oleh salah seorang PNS yang ada di ruangan tersebut. Namun, Kompas.com mengatakan bahwa ingin menyaksikan jalannya mediasi tersebut.

Baca juga: Puskesmas Beri Ibu Hamil Obat Kedaluwarsa, Apa Bahayanya jika Dikonsumsi?

Helwin lalu sempat mempersilakan awak media untuk menyaksikan proses mediasi tersebut. Namun beberapa saat kemudian, PNS yang tadi menghalangi kembali melarang awak media untuk berada di ruangan tersebut.

"Yang tidak berkepentingan silakan keluar," ucapnya.

Akhirnya, setelah mengambil gambar, awak media pun meninggalkan ruangan Lurah tersebut dan menunggu jalannya mediasi di luar ruangan. Pintu ruangan lalu dihalangi kursi serta dua orang PNS sambil berdiri dari dalam.

Di luar ruangan tak terdengar apa yang dibicarakan kedua belah pihak.

Baca juga: Begini Rupa Obat Kedaluwarsa yang Diberikan Puskesmas Kamal Muara kepada Seorang Ibu Hamil

Dua jam mediasi berlangsung, Kasudinkes Jakarta Utara meninggalkan ruangan tersebut. Awak media langsung mendekatinya dan meminta keterangan namun ia menolak untul berbicara.

"Ke Puskesmas (Kecamatan Penjaringan) Saja, Puskesmas yang tanda tangan," kata Yudi.

Setelah Yudi meninggalkan kantor Kelurahan, Bayu dan kuasa hukumnya lalu keluar ruangan tersebut sambil membawa sebuah dokumen yang berisikian perjanjian hasil mediasi tersebut.

Ia kemudian memperlihatkan isi perjanjian tersebut. Terdapat dua poin yang disepakati dalam perjanjian tersebut. Berikut isi kesepakatan tersebut:

1. Pihak pertama (Puskesmas Kelurahan Kamal Muara) akan menemani (antar jemput) pihak kedua (korban) untuk dilakukan pemeriksaan rutin kandungan ke dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit Umum Daerag Cengkareng setiap bulannya sampai dengan proses persalinan dan tanpa biaya apapun.

2. Pihak pertama memfasilitasi proses pembuatan BPJS kesehatan pihak kedua.

Baca juga: Puskesmas Kamal Muara Akui Berikan Obat Kedaluwarsa kepada Ibu Hamil

Kesepakatan itu di tanda tangani oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan Dr. Agus Ariyanto Haryoso, tiga orang kuasa hukum Novi yakni Pius Situmorang, Roberto Manuring dan Edi Sabara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com