Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pedagang Baju Bekas Pasar Poncol, Beradaptasi pada Era Jual Beli Online

Kompas.com - 09/11/2019, 14:36 WIB
Cynthia Lova,
Jessi Carina

Tim Redaksi

"Bahkan ada yang saya karungin bajunya buat pendatang katanya buat oleh-oleh keluarganya di kampung," kata Micky.

Dahulu, ia bisa mendapatkan keuntungan Rp 400.000 per harinya. Dengan pekerjaan ini, bapak dari empat orang anak ini telah selesai menguliahkan semua anaknya.

Baca juga: Cerita Natasha Wilona yang Pernah Kenakan Baju Bekas untuk Lomba

"Yang terakhir anak saya kuliah di Universitas Podomoro baru selesai. Anak saya pertama kuliah kedokteran," kata Micky.

Bahkan, ia pun bisa berinvestasi rumah dan kontrakan dari penghasilannya jualan baju di Pasar Poncol.

Laki-laki kelahiran Ambon ini mengaku telah memiliki villa di Kota Bunga, Bogor dan sejumlah kontrakan di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

"Sekarang kios saya pun sudah tidak nyewa lagi. Saya sudah punya sendiri ini kios," ucap Micky.

Persaingan online

Meski demikian, dia khawatir dengan perkembangan zaman yang sudah serba online saat ini.

Kehadiran e-commerce di tengah masyarakat membuat banyak orang cenderung lebih menikmati belanja online yang dinilai lebih mudah dan efisien.

"Iya pasti was-was juga ya, apalagi masyarakat lebih senang yang mudah dan gampang," ucap Micky.

Dengan adanya e-commerce, toko-toko konvensional seperti yang dimiliki oleh Micky bisa ditinggal pelanggan.

Baca juga: Jajaki Pasar Internasional, Ini 5 Tantangan yang Harus Dihadapi UMKM

Dia pun merasa dagangannya sudah tidak seramai dulu.

"Sekarang pembeli itu paling banyak 10 orang. Dulu mah bisa sampi 20-30 lah. Bahkan sempat waktu itu pembeli cuma lima orang," katanya.

Meski pelanggan semakin sedikit, dirinya yakin masyarakat banyak yang berminat untuk belanja langsung ke Pasar Poncol.

Apalagi pelanggan paling banyak di Pasar Poncol itu kaum ibu-ibu yang masih kaku dengan sistem belanja online.

"Kalau di sini kan yang belanja kebanyakan ibu-ibu. Mereka masih lebih senang datang langsung, karena kalau ke sini pelanggan juga bisa nego. Kalau online kan enggak. Tapi masih ada juga anak muda yang cari-cari flanel atau kemeja datangnya ke sini," ucapnya.

Namun, Micky tetap berupaya beradaptasi dengan perkembangan ini. Selain toko offline, dia juga menjajakan dagangannya di toko online.

"Cuma sekali-sekali sih saya foto-foto bajunya terus saya tawarin di online. Tapi lebih sering dagang konvensional beginilah," katanya.

Dia berharap strategi berdagang yang ia buat saat ini bisa terus mencukupi kehidupan keluarganya.

"Ya kita mah ikutin zamannya saja pedagang, supaya terus lancar dagangannya. Doain aja ya," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com