Kejengkelan Rahmat maupun pelanggannya boleh jadi masuk akal. Kepala Urusan Administrasi & Tata Usaha Satuan Intelijen dan Keamanan Polres Metro Bekasi, Ipda I Ketut Wirata menyatakan, terjadi lonjakan 25 persen jumlah pengurus SKCK di Kota Bekasi selama tiga hari pendaftaran CPNS 2019.
Baca juga: Pendaftaran CPNS 2019, Pengurus SKCK di Bekasi Melonjak 25 Persen
Lonjakan itu terasa betul pada malam hari. Sebab, kebanyakan warga baru punya waktu luang malam hari buat mengurus SKCK.
"Kalau hari biasa (sebelum pendaftaran CPNS) itu kita rata-rata 250-300 orang malam hari yang mengurus SKCK. Kalau sekarang 450 orang, itu dari jam 20.00-04.00," kata Ketut kepada wartawan, Rabu.
Rahmat bercerita, biasanya para pelanggan mulai menyemut dalam bentuk kloter. Satu kloter bervariasi jumlahnya, mulai dari 5 orang ketika antrean masih lengang, sampai 9 orang sekaligus sewaktu antrean membeludak.
Mereka akan keluar berbarengan dari area layanan SKCK, lantas langsung menghablur ke gerai fotokopi Rahmat. Keramaian itu, menurutnya, mulai mencapai puncaknya pukul 19.00 ke atas.
"Kadang-kadang orang sudah ngantre fotokopi berapa orang, terus langsung datang lagi banyak," ungkap Rahmat yang mengaku kini hanya bisa “leyeh-leyeh” pada siang hari itu.
"Makanya enggak berhenti kalau sudah sore sampai malam. Sudah enggak ada waktu buat santai-santai, main HP. (Keramaian mulai) berhenti paling jam 24.00. Memang malam jauh lebih ramai," tambah pria asal Karawang, Jawa Barat itu.
Alhasil, malam hari, Rahmat kadang perlu dibantu oleh kakaknya yang sebetulnya tidak bertugas sebagai juru fotokopi.
Beratnya tekanan pada jam-jam sibuk itu tak mudah dipanggul sendirian oleh pemuda yang baru lima bulan mengakrabi mesin fotokopi.
Terlebih, gerai fotokopi Rahmat buka 24 jam.
Bergantian dengan rekannya, Rahmat memegang kendali fotokopi dua kali sehari: pagi sampai siang, dilanjut malam sampai subuh. Setiap hari.
Selama itu pula, khususnya malam hari, Rahmat harus memastikan bahwa jumlah dokumen yang digandakan tak meleset, potongan-potongan kertasnya presisi, lalu mengembalikan dokumen asli kepada pemiliknya tanpa cacat, tanpa tertukar.
Ia harus menuntaskannya, seringkali seorang diri, ditatap puluhan pasang mata tepat di hadapannya.
Baca juga: Pascabom Medan, Layanan SKCK di Polres Bekasi Berjalan Normal
Kesibukan tersebut belum termasuk peran sejenis "resepsionis jadi-jadian". Lantaran begitu intim dengan dokumen-dokumen persyaratan mengurus SKCK, Rahmat seringkali didaulat oleh para pelanggan sebagai sumber informasi.
"Banyak yang nanyain (mekanisme) pendaftaran online buat SKCK. Terus nanya dokumen yang mesti dikasih ke siapa, dokumen kurang lengkapnya apa, harus fotokopi berapa. Ada saja yang nanya walaupun di dalam sudah dijelasin sama polisi. Kebetulan saya hafal, namanya tiap hari ngurusin. Kalau saya enggak ngerti, saya arahin saja ke polisi," ungkapnya.