Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Persoalan Pendapatan Pajak di DKI, Benarkah Terjadi Defisit?

Kompas.com - 16/11/2019, 15:07 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri Syarifuddin bahwa pendapatan pajak yang tidak tercapai bukanlah defisit.

"Andai kata saja 2019 ternyata targetnya 45 ternyata realisasi 40, artinya hanya 80 sekian persen. Itu bukan defisit, tapi target tidak tercapai. Bukan, itu namanya target tidak tercapai," ucap Syarifuddin.

Baca juga: Dampak Defisit Anggaran di DKI, Pembebasan Lahan Batal dan Normalisasi Ciliwung Berhenti

Ia menyebutkan bahwa dengan target pajak yang tidak tercapai bukan berarti APBD DKI Jakarta disebut defisit.

Namun, target tersebut tetap harus dievaluasi agar Pemprov DKI tak melulu menetapkan target pajak yang belum tentu bisa dicapai.

"Harusnya ini menjadi pembelajaran bagi daerah salah proyeksi dong. Kalau begitu tahun depan pasti kita minta jangan lagi menganggarkan Rp 45 triliun, jadi bicara kepentingan 2020. Kalau 2019 realisasi hanya 40 triliun, berarti 2020 kami evaluasi. 'Oh, Anda jangan percaya diri, buktinya tahun lalu enggak tercapai'. Kecuali dihitung dengan intensifikasi apa begitu," katanya.

Kinerja dinas yang perlu dievaluasi

Meski bukan defisit, masalah target pajak yang tak terealisasi seharusnya menjadi evaluasi Pemprov DKI Jakarta.

Selalu menetapkan target yang tinggi tetapi tak terealisasi seolah selalu mengulang kesalahan yang sama.

"Itu bukan defisit, hanya tidak tercapai. Kalau tidak tercapai yang perlu dipertanyakan soal kinerja Dispenda (BPRD) selama ini apakah sudah melakukan terobosan-terobosan," kata Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Misbah Hasan.

Ia berharap BPRD tak berpangku tangan, tetapi menggenjot pendapatan dengan melakukan beberapa terobosan, seperti pendapatan dari badan usaha milik daerah (BUMD), retribusi daerah, dan lain-lain.

"Yang perlu dibandingkan itu antara realisasi di 2018 dengan perubahan 2019 dan target 2020 itu apakah lebih rendah atau tidak," tuturnya.

Berdasarkan data dari BPRD, hingga 14 November 2019, realisasi pendapatan pajak di DKI Jakarta pada tahun 2019 mencapai Rp 34,11 triliun dari target Rp 44,54 triliun.

Artinya, sebelum akhir tahun 2019, Pemprov DKI masih harus mengejar lebih kurang Rp 10,4 triliun.

Jika dibandingkan dengan tanggal yang sama pada tahun 2018, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 32,30 triliun dari target Rp 38,12 triliun.

Maka, kita bisa berasumsi bahwa tahun 2018 Pemprov DKI lebih bisa mengatasi ketertinggalan pendapatan karena perbedaan lebih kecil, yakni Rp 6 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin 'Nganggur'

Bakal Dikasih Pekerjaan oleh Pemprov DKI, Jukir Minimarket: Mau Banget, Siapa Sih yang Pengin "Nganggur"

Megapolitan
Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Bayang-bayang Kriminalitas di Balik Upaya Pemprov DKI atasi Jukir Minimarket

Megapolitan
Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Kala Wacana Heru Budi Beri Pekerjaan Eks Jukir Minimarket Terbentur Anggaran yang Tak Dimiliki DPRD...

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com