Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Timur Belum Bebas BAB Sembarangan, Kenapa?

Kompas.com - 29/11/2019, 09:09 WIB
Dean Pahrevi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2019, wilayah Jakarta Timur masih belum bebas dari warga yang buang air besar (BAB) sembarangan atau mengalirkan limbah WC ke saluran air.

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar mengatakan, masih terdapat lima persen dari total penduduk, warga yang masih BAB sembarangan atau tidak memiliki jamban sehat.

Anwar menyebut jumlah itu kian berkurang tiap tahunnya hingga kini menyentuh angka lima persen penduduk Jakarta Timur yang masih tidak memiliki septic tank.

"Helikopter (jamban saluran ke kali) sudah tidak banyak di Jakarta Timur, di Jakarta Timur masih ada lima persen dari jumlah penduduk yang ada," kata Anwar di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Garuda, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (28/11/2019).

4 Kelurahan Belum Bebas BAB Sembarangan

Di wilayah Kecamatan Cipayung, bahkan ada empat kelurahan yang warganya masih BAB sembarangan atau mengalirkan limbah WC-nya ke saluran air.

Keempat kelurahan itu yakni, Kelurahan Munjul, Lubang Buaya, Bambu Apus, dan Setu. Dari empat kelurahan, maka disebut ada puluhan RW yang warganya belum punya septic tank.

Baca juga: Kurang Peduli Kesehatan Jadi Penyebab Masyarakat Masih BAB Sembarangan

"Sisa empat keluraham lagi ya, Lubang buaya itu 12 RW, Setu enam RW, Munjul delapan RW, dan Bambu Apus. Empat kelurahan itu masih banyak helikopter," kata Kepala Puskesmas Cipayung Rini Muharni di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Garuda, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis.

Kurangnya Kesadaran Masyarakat

Rini mengungkapkan, kurangngnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan menjadi pemicu warga masih ada yang BAB sembarangan.

Menurut Rini warga masih tidak acuh untuk memiliki septic tank.

"Kendala masyarakat itu mereka memang tidak mampu buat septic tank, kalau pun mereka mampu, mereka kurang peduli, mereka anggap 'oh tidak apa-apa kok'," ujar Rini.

Padahal BAB sembarangan dapat menimbulkan sejumlah penyakit yang bisa mengancam kesehatan warga.

"Kalau buang air besar sembarangan kan kumannya banyak. Yang pasti banyak bakteri ekoli. Diare itu sudah pasti, kalau sudah diare, kolera banyak," ujar Rini.

Baca juga: Warga BAB Sembarangan Masih Terjadi di 4 Kelurahan di Cipayung

Andalkan CSR Hingga Septic Tank Komunal

Anwar menjelaskan, pihaknya kini terus berupaya untuk mengurangi jumlah warga yang belum memiliki septic tank sehingga harus BAB sembarangan.

Upaya itu dilakukan dengan mengandalkan Corporate Social Responsibility, serta bantuan kementerian.

"Kita upayakan mudah-mudahan tahun ini kita bersihkan sampai 100 persen, kita bersihkan. Kita melibatkan CSR, kementerian juga," ujar Anwar.

Selain itu, sosialisasi terhadap warga tentang penting memiliki septic tank dan jamban sehat terus digalakkan Pemkot Jakarta Timur.

Termasuk sosialisasi tentang septic tank komunal, yakni tank yang hanya ada satu namun bisa dipakai beberapa rumah.

Baca juga: Di Jakarta, Masih Ada Warga yang Sulit BAB karena Tak Punya Jamban

"Kita berharap secepatnya bebas dari itu, ya. Saat ini yang lagi proses fokus kita itu Setu dan Lubang Buaya. Lahannya kan sempit. ya, makanya kita sarankan untuk septic tank komunal jadi satu bisa untuk beberapa rumah," ujar Rini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com