"Buku pelajaran tidak laku, kalau dulu tiap ganti tahun kan laku banget, sekarang enggak. Contohnya, tahun 2004 sampai tahun 2008 masih banyak buku dipakai, ganti adik kelas sekarang tiap tahun ganti-ganti ya," kata Gatot.
Gatot yang sudah berjualan buku bekas sejak tahun 2004 ini yakin bila dagangannya tetap dicari orang meski kemajuan teknologi sudah ada.
Terbukti, beberapa kesempatan para siswa yang datang membeli majalah atau buku karena tugas kliping.
Mereka lebih memilih membeli buku asli untuk melihat kelengkapan data secara utuh ketimbang melihatnya di internet.
Baca juga: Kakek Mustakim, Penjual Buku Bekas yang Bertahan di Era Digital
"Kalau beli novel kalau gurunya beli, ini katanya datang kesini buat kliping-kliping dan karya tulis," tutur Gatot.
Adapun pendapatan yang didapat dari menjual buku bekas menurut Gatot tidak menentu. Dalam sehari bisa hanya Rp 50.000 atau mencapai Rp 100.000.
Kini, Gatot berharap kepada para murid untuk terus menghargai hasil karya berupa buku, sebab buku menurutnya merupakan sumber ilmu yang abadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.