Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rawannya Bangunan Retak dan Tanah Longsor di Tangsel Saat Pergantian Musim...

Kompas.com - 10/12/2019, 14:51 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Belakangan ini, sejumlah bangunan di beberapa titik di Tangerang Selatan mengalami keretakan hingga terjadi bencana longsor.

Salah satunya kasus retaknya beberapa rumah warga di RT 14 RW 03, Kelurahan Keranggan, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), akhir November lalu.

Satu di antara enam rumah tersebut roboh pada dinding sisi belakang yang menutupi dapur dan toilet.

Tak jauh dari lokasi tersebut, kondisi serupa juga terjadi pada Sekolah Khusus (SKh) Assalam 01 yang berlokasi di jalan Cendana, Serpong, Tangerang Selatan.

Beberapa ruang kelas dan toilet retak dengan ukuran bervariasi. Imbasnya, kegiatan belajar mengajar pun terganggu.

Sebanyak 84 murid di sana akhirnya direlokasi agar tetap bisa belajar.

Terakhir, bencana tanah longsor terjadi di Kampung Kademangan RT. 04/03, Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Senin (2/12/2019).

Kejadian tersebut menimpa seorang perempuan bernama Anggi Febriyanti (26) dan anaknya Z (3) yang sedang melintas dengan sepeda motor di lokasi.

Anggi tewas setelah tertimbun tanah dan puing. Sedangkan anaknya Z mengalami luka lebam di sekitar wajahnya.

Baca juga: Pemkot Tangsel Akan Buat Turap di Sekolah yang Retak, BPPT Ingatkan Potensi Longsor

Terjadi di pergantian musim

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah meninjau beberapa wilayah yang mengalami keretakan dan longsor di Tangerang Selatan.

Kepala Bagian Program dan Anggaran Pusat Teknologi Reduksi Resiko Bencana BPPT, Nur Hidayat mengatakan, indikasi awal, keretakan rumah terjadi akibat pergeseran tanah ditengah pergantian musim.

"Pertama kali penyebab longsor saat kemarau panjang kemudian hujan. artinya dari kering terus ada penguapan kemudian tanah banyak pori-porinya, ya mulai ada retakan," ujar Nur Hidayat saat dihubungi Kompas.com, Selasa (10/12/2019).

Beberapa wilayah di Tangerang Selatan memiliki kemiringan tanah yang sangat curam.

Hal itu diduga disebabkan karena faktor manusia yang mengeruk tebing tanah dengan ekstrim.

"Curam bisa akibat aktivitas manusia bisa juga karena alamnya. tapi yang saya lihat beberapa kali ditempat kita ini adanya aktivitas manusia jadi ada pemotongan tebing yang cukup ekstrim. itu yang menyebabkan area area itu longsor yang duylunya mungkin tidak longsor," kata Nur Hidayat.

Baca juga: Belajar di Tenda Pengungsian, Murid Sekolah Khusus yang Bangunannya Retak Mengeluh Kegerahan

Beban yang berat

Selain berakhirnya musim kemarau, bencana itu terjadi akibat pergeseran tanah karena beban bangunan dan tanaman yang terlalu berlebih.

Dari lokasi yang didatangi oleh BPPT, tak sedikit masyarakat yang mendirikan bangunan di tebing tanpa memikirkan akibatnya.

"Padatnya bangunan di area ekstrim itu tentu menambah beban di daerah yang topografi yang curam tadi. Tambah beban, curah hujan, terus kemudian topografi yang menjadi pemicu. Jadi longsor itu tidak pernah berdiri sendiri, ada trigger-nya," kata Nur Hidayat.

Dengan kondisi tersebut, kata Nur Hidayat, sudah sepatutnya pemerintah kota mensterilisasi area tebing dari permukiman warga atau bangunan apapun untuk mencegah terjadinya longsor.

Terlebih saat ini sudah memasuki musim hujan.

"Mestinya sudah mulai diidentifikasi area-area dengan topografi yang ekstrim itu peruntukannya untuk apa. Untuk pencegahannya," tutur Nur Hidayat.

Tidak semua wilayah rawan bencana

Meski bencana keretakan bangunan dan longsor terjadi dalam waktu dekat, namun tak semua wilayah Tangerang Selatan dapat mengalami kejadian serupa.

"Tidak semua wilayah. Ini data dari BPBD sudah memberikan data ada beberapa saja wilayah yang potensi longsor yang dugaanya masih sama," ujar Nur Hidayat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BPPT yang koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kota Tangerang Selatan, hanya ada beberapa wilayah saja yang masuk dalam katagori rawan longsor.

Baca juga: Pemkot Tangsel Relokasi Siswa Sekolah Khusus di Tangsel yang Bangunannya Retak

"Kalau kita lihat tipikal daerah (Kecamatan) Koceak dan Kademangan kita lihat topografi yang curam yang bergelombang itu lapisan soil itu cukup tebal. Artinya lapisan tanah bukan lapisan tanah yang keras. Dia relatif tanah yang labil," kata dia.

"Seperti bicara geologi di daerah Tangsel itu permukaan dilapisi oleh endapan aluvial," lanjut dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com