Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kebun Belimbing di Margonda Kota Depok Tinggal Sejarah

Kompas.com - 15/12/2019, 15:41 WIB
Anggita Nurlitasari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sebutan Depok sebagai Kota Belimbing dinilai hanya ikut-ikutan. Kata sejarawan JJ Rizal, julukan itu bukan sekadar tentang banyaknya kebun buah di Depok.

"Satu, itu sebenarnya konstruksi ya, dan konstruksi itu dibuat dari faktual di masa lalu yang Depok itu terkenal dengan petani kebun buah-buahan," ujar Rizal saat ditemui di kediamannya, Minggu (15/12/2019).

Selain itu, ketika ramai perbincangan mengenai Depok sebagai Kota Belimbing pada era 1990-an, nyatanya kebun-kebun belimbing nyaris habis terbabat proyek properti.

"Ironinya di tengah isu itu, kebun belimbingnya habis diterjang oleh properti karena orang tidak lagi bisa bersaing di Jakarta untuk punya properti, akhirnya mereka pergi ke pinggiran. Nah salah satu yang disasar itu Depok," ujar Rizal.

Pembangunan properti yang cukup masif akhirnya berimbas pada kebun belimbing milik petani yang berada di Margonda.

Kebun belimbing yang berada di lokasi tersebut sudah jarang ditemui dan hanya tersisa sedikit karena lahan yang ada telah dijadikan sebagai usaha properti.

"Masih ada tetapi tidak banyak. Kebun habis oleh bisnis baru, properti. Ini lebih prospek bagi Pemerintah Kota Depok," ujar Rizal.

Baca juga: Asal Usul Julukan Kota Belimbing untuk Depok, Bukan Sekadar karena Banyak Kebun Belimbingnya

Sejarawan JJ Rizal saat menceritakan asal usul Depok diberi nama Kota Belimbing.KOMPAS.com/ANGGITA NURLITASARI Sejarawan JJ Rizal saat menceritakan asal usul Depok diberi nama Kota Belimbing.

Sebagian kebun memang sudah habis terbabat oleh bisnis properti. Namun, jika ingin melihat perkebunan belimbing yang menjadi ikon Kota Depok, lokasi tersebut berada di Kecamatan Pancoran Mas.

Di tempat itu, ada kelompok tani Kalilicin yang masih membudidayakan perkebunan belimbing dewa, yang dikenal sebagai buah khas dari Depok.

Baca juga: Berkunjung ke Kebun Belimbing yang Masih Tersisa di Kota Belimbing Depok...

"Iya dulu memang banyak di Depok ini petani belimbing, tapi sudah habis sama proyek properti. Di Kecamatan Pancoran Mas ini tapi masih ada, kami budidaya ini dan disalurkan keseluruh pasar di Jabodetabek," ujar Ketua Asosiasi Kelompok Tani Belimbing Dewa Nanang Yusuf.

Kelompok tani tersebut adalah mereka yang masih tersisa dan konsisten mengembangkan perkebunan belimbing sejak 1997.

Seperti yang diketahui, Depok dinyatakan sebagai Kota Belimbing berawal dari konstruksi pada masa lalu, di mana banyak petani belimbing di kota ini.

Pada saat itu, selain karena banyaknya petani belimbing, ada juga yang mengatakan bahwa citra Kota Belimbing itu terkait dengan munculnya kekuatan politik baru dari kelompok Islam yang mengibaratkan belimbing sebagai simbolisasi dari rukun Islam.

Baca juga: Cerita Haji Dhani, Puluhan Tahun Jualan Belimbing di Kota Belimbing Depok

"Kekuatan politik yang identik dengan Islam itu mereka menggunakan belimbing sebagai simbolisasi untuk mem-branding kota Depok sebagai Kota Belimbing yang sebenarnya itu maksudnya rukun Islam. Itu karena segi dari buah belimbing itu ada lima," ujar JJ Rizal.

Kendati dekikian, predikat Depok sebagai Kota Belimbing yang telah melekat sekira 20 tahun itu diisukan akan diganti menjadi Ikan Neon Tetra oleh Pemerintah Kota Depok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com