Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneladani Toleransi Beragama yang Sudah Turun Temurun di Kampung Sawah Bekasi...

Kompas.com - 24/12/2019, 07:08 WIB
Tia Astuti,
Jessi Carina

Tim Redaksi

“Kalau ada orang yang yang berpendapat haram itu terserah. Tapi di sini enggak dipermasalahkan,” ujar Rahmadin.

“Ya kalau menurut mereka mengucapkan selamat natal tidak boleh, ucapkan selamat saja. Hidup itu kan harus selamat. ‘Selamat ya!’ udah gitu aja, enggak usah pusing-pusing,” tambah Rahmadin.

Masyarakat Kampung Sawah memiliki marga

Beberapa orang di Kampung Sawah memiliki marga di akhir namanya. Ada sekitar 70 marga yang khas dimiliki warga Kampung Sawah, antara lain seperti Nataneal, Napiun, dan Niman.

Orang dengan marga-marga itu adalah bagian dari keuturunan orang-orang pertama yang tinggal di Kampung Sawah.

“Identitas ini menjadi pengenal bahwa kita ini saudara. Kendati beda marga tetapi kita berasal dari satu daerah, Kampung Sawah,” ujar Jacob yang merupakan generasi ke-5 dari keluarga bermarga Napiun.

Mengapa dinamakan Kampung Sawah?

"Jadi dulu antara daratan dan sawah, di sini lebih banyak sawah. Kampung Sawah ini memanjang dari utara ke selatan, terus sebelah timurnya sawah, tapi sekarang sudah jadi Komplek Purigading dan sebelah baratnya juga sawah terus sekarang udah jadi perumahan juga,” ujar Rahmadin.

Saking dipenuhi dengan sawah, Tris juga bercerita bahwa saat ia kecil kalau ke luar rumah yang ia lihat adalah sawah, bukan rumah orang.

"Jalanan betul-betul tanah semua, berlumpur pula karena sawah," ujar Tris.

Tidak disangka ternyata kampung yang sering disebut Kampung Lintas Agama ini warganya sudah ruku dengan segala keberagamannya sejak tanahnya masih penuh dengan sawah sampai sudah bertransformasi menjadi pemukiman.

"Di sini itu tidak ada yang namanya mayoritas dan minoritas, semuanya sama. Jadi untuk apa bersitegang?" ujar Jacob.

"Harusnya yang menjadi pertanyaan bukan kenapa kampung kami bisa bertoleransi tetapi kenapa daerah lain ada yang tidak bisa?" ujar Rahmadin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com