JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) mengaku tak dilibatkan dalam proses pembahasan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DKJ Danton Sihombing mengatakan, nama anggota organisasi yang dikirimkan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah dicoret.
Dengan demikian, tak ada perwakilan dari DKJ dalam tim revitalisasi TIM dalam Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1018 Tahun 2018.
"Nama yang diajukan dicoret entah oleh siapa sehingga DKJ dieliminir dalam wilayah diskusi revitalisasi," ujar Danton dalam diskusi bertajuk "TIM Baru dan Ekosistem Kesenian Jakarta", di Teater Kecil TIM, Rabu (19/2/2020).
Baca juga: Jika Revitalisasi TIM Dimoratorium, Jakpro Khawatir Lukisan Mahal Seniman Terbengkalai
Ia menjelaskan, DKJ telah mengirimkan tiga nama termasuk dirinya, sebagai perwakilan dalam revitalisasi TIM pada 2018.
Namun nyatanya nama ketiga orang tersebut pada akhirnya tak masuk sebagai tim revitalisasi.
Dalam Kepgub Nomor 1018 itu tertulis Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah DKI Jakarta sebagai ketua tim.
Kemudian wakilnya adalah Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, sekretaris Kepala Unit Pengelola Pusat Kesenian Jakarta TIM, serta Kepala Bidang Seni Budaya Disparbud DKI.
Lima orang perwakilan seniman sebagai anggota. Seniman yang menjadi anggota adalah Arie F. Batubara, Arsono, Hidayat LDP, Yusuf Susilo Hartono, serta Mohammad Chozin.
Baca juga: Polemik Revitalisasi TIM, Komisi X DPR Akan Panggil Anies Baswedan
Dalam Kepgub yang ditetapkan pada 7 Juni 2018 itu dinyatakan bahwa kerja tim revitalisasi TIM berlaku selama satu tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan.
Sejumlah tugas anggota tim itu di antaranya melaksanakan forum diskusi, pertemuan, dan dengar pendapat dengan pihak terkait serta mengumpulkan dan mengolah data serta informasi terkait revitalisasi TIM.
Namun karena tak dilibatkan sebagai anggota revitalisasi maka DKJ tak mengetahui perkembangannya.
"Selama setahun kami dibutakan informasi itu (revitalisasi TIM) sesuai dengan kerjanya SK itu," ungkapnya.
Pembangunan hotel bintang lima di kawasan TIM, Cikini, Jakarta Pusat menjadi polemik.
Kalangan seniman serta budayawan tak ingin kawasan budaya tersebut berubah jika direvitalisasi terutama karena adanya pembangunan hotel.
Baca juga: Ditanya Polemik Revitalisasi TIM, Anies: Cukup, Thank You, Ampun