Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah Start Jelang Pilkada Depok 2020, Koalisi Tertata Yakin Punya Cukup Waktu Kejar Ketertinggalan

Kompas.com - 26/02/2020, 13:38 WIB
Vitorio Mantalean,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


DEPOK, KOMPAS.com - Koalisi Tertata yang terdiri dari PKB, PAN, PPP, dan Demokrat hingga saat ini belum punya sosok yang akan dipromosikan pada Pilkada Depok 2020.

Mereka kalah start dibandingkan koalisi dan sebagian besar partai yang mulai menyodorkan nama-nama bakal calon.

Akan tetapi, Koalisi Tertata mengaku tetapi optimistis.

Baca juga: Jelang Pilkada Depok 2020, Koalisi Tertata Belum Duduk Bareng Pascadeklarasi

Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PAN Kota Depok, Fitri Haryono, mereka punya cukup waktu buat mengejar ketertinggalannya.

"Tidak (khawatir tertinggal) lah. Justru kita minta Maret itu sudah duduk bareng dan sudah ada calon untuk menggojlok polularitas dan elektabilitasnya," jelas Fitri kepada Kompas.com, Rabu (26/2/2020).

"Sampai pendaftaran di bulan Juni, saya yakin cukup (waktu) lah. Kita lihat saja Nur Mahmudi (Wali Kota Depok 2006-2016) saat pertama mencalonkan diri. Hanya berapa bulan dia," ia menambahkan.

Fitri berujar, belum adanya nama calon yang disepakati keempat partai itu disebabkan karena para anggotanya tengah dilanda berbagai kesibukan.

Sebagian perlu mengikuti kongres partai, sebagian mesti memenuhi agenda parlemen yang sedang padat.

Akibatnya, Koalisi Tertata belum duduk bareng sejak mendeklarasikan diri pada awal Februari 2020 silam.

Fitri menyatakan, para kader partai di Koalisi Tertata telah diminta aktif berkoordinasi dengan pengurus pusat partainya masing-masing.

Ia ingin, ketika para kader di Depok telah menyetujui nama bakal calon yang bakal dipromosikan, pengurus pusat masing-masing partai merestui segera.

"Kami makanya punya tugas masing-masing kemarin setelah deklarasi, agar DPP-nya (dewan pimpinan pusat) merestui bahwa di Depok ini ada Koalisi Tertata ini," kata Fitri.

Baca juga: Koalisi Tertata Buka Opsi Gabung dengan Gerindra-PDIP atau Petahana di Pilkada Depok

"Mestinya begitu. Harapannya DPP merestui apa pun keputusan Tertata di Depok," lanjut dia.

Koalisi Tertata terdiri dari 4 partai yang perolehan kursinya di parlemen kurang dari 5, yakni PAN (4), Demokrat (3), PKB (3), dan PPP (2).

Keempatnya sempat bergabung dalam koalisi gemuk yang dimotori Gerindra-PDI-P, namun dua partai dengan total 20 kursi itu memilih bikin poros koalisi sendiri.

Sementara itu, poros petahana dimotori oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang sudah 3 periode menempatkan usungannya sebagai penguasa Depok.

Belakangan, Partai Golkar terus merapat ke poros petahana.

Sampai sekarang, belum ada satu pun poros yang mendeklarasikan jagoannya maju di Pilkada Depok 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com