Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilema Wartawan Meliput Wabah Corona, Antara Tuntutan Pekerjaan hingga Ganggu Psikis

Kompas.com - 27/03/2020, 16:09 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah mewabahnya virus corona (Covid-19), tak semua orang bisa berdiam diri di rumah.

Meski sudah ada anjuran pemerintah tentang kerja dari rumah (work from home), nyatanya sebagian pekerja masih harus bekerja di lapangan.

Terutama untuk jurnalis yang bertugas melaporkan segala informasi atau peristiwa terkait virus corona.

Baca juga: Kala Istri Jadi Perawat Pasien Covid-19, Kini Suami Bertugas sebagai Kurir ASI demi Bocah

Tuntutan profesi inilah yang membuat sebagian jurnalis masih tetap berjibaku dari tempat kejadian perkara (TKP).

Salah satunya adalah AR. Jurnalis media televisi ini, merasa was-was karena masih terus meliput Covid-19.

Apalagi belakangan ini lokasi liputannya merupakan Rumah Sakit (RS) Darurat di Wisma Atlet, Kemayoran, yang ditujukan untuk merawat pasien corona.

Baca juga: Desainer Ini Buatkan APD Gratis karena Terenyuh Lihat Tim Medis Covid-19 Pakai Plastik Sampah

"Sekarang harus berurusan langsung sama orang banyak di rumah sakit pula. Bukan ngeluh, tapi kan sekarang sudah banyak source yang bisa dimanfaatin kantor kalau alasannya butuh visual," ucap AR saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/3/2020).

"Lagian mana ada sih narasumber yang mau berinteraksi langsung sama kita," lanjut dia.

AR merasakan dilema mendalam antara waspada terhadap dirinya. Tetapi di sisi lain, dia tetap harus menyiarkan informasi untuk masyarakat.

Jika harus mengurangi interaksi dengan orang lain, kemungkinannya sangat kecil. Selain masih meliput ke rumah sakit, AR juga selalu bersama dua rekannya. 

Baca juga: Cara Warga Depok dan ART-nya Cegah Virus Corona, Pangkas Waktu Kerja dan Jaga Kebersihan

Interaksi yang disebut pemerintah perlu dibatasi, sulit dilakukan AR saat bekerja sebagai jurnalis.

"Kita sebagai wartawan ya mau enggak mau ya memang resikonya memberitakan peristiwa, mau sepahit apa juga kan. Di sisi lain kita butuh buat meminimalisir interaksi, walaupun pekerjaanku yang kecil kemungkinan untuk itu, apalagi aku kan setim bertiga enggak mungkin enggak interaksi," tutur dia.

Lantaran meliput di RS Darurat Corona, AR menyebutkan jika masalah mental dan kewarasannya juga diuji karena kerap menyaksikan pasien yang sulit ditangani.

"Jujur, bukan cuma masalah kesehatan fisik kita sendiri, tapi kewarasan juga diuji. Ya bagaimana tiap hari lihat orang-orang lalu lalang, ada yang diabaikan tapi kita enggak bisa bantu," tambah jurnalis perempuan ini.

Baca juga: AJI: Perusahaan Media Harus Lindungi Jurnalis dari Virus Corona

Lain halnya dengan yang disampaikan oleh YC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com