Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Bisa Uji Swab Mandiri, Labkesda Depok Dapat Kurangi Beban Rumah Sakit

Kompas.com - 08/04/2020, 16:01 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Depok diharapkan bisa ditingkatkan kapasitasnya sehinnga bisa menjadi laboratorium rujukan uji PCR (polymerase chain reaction) terkait pemeriksaan Covid-19 dengan metode uji swab.

Saat ini, semua uji swab lendir tenggorokan para pasien suspect Covid-19 di Depok harus dibawa ke Jakarta untuk diperiksa positif/negatif Covid-19.

Alasanya, belum ada laboratorium di Depok yang mampu melakukan itu. Akibatnya, proses pemeriksaan amat memakan waktu.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Depok, Alif Noeriyanto berpendapat, hal ini buruk untuk Kota Depok yang kapasitas rumah sakit penanganan Covid-19-nya tidak sebesar Jakarta.

Baca juga: Labkesda Depok Diwacanakan Bisa Uji Swab Sendiri

"Karena masalah di rumah sakit adalah terlalu lamanya pasien itu menginap untuk menunggu hasil uji swab," kata Alif melalui telepon, Rabu (8/4/2020).

"Kalau kami (Depok) punya (laboratorium) sendiri, itu akan sangat membantu untuk terjadinya perputaran pasien," imbuh dia.

Saat ini, Kota Depok memiliki tiga rumah sakit untuk penanganan kasus terkait Covid-19, yakni RS Bhayangkara/Brimob Polri di Kelapa Dua, RSUD Kota Depok, dan RS Universitas Indonesia (RSUI).

Baru-baru ini, RS Brimob Kelapa Dua yang dianggap paling siap, diusulkan untuk menambah kapasitas seiring meluasnya pandemi Covid-19 di Depok.

Itu artinya, ada ancaman bahwa jika kasus semakin meluas di Depok, sejumlah pasien tak dapat slot di rumah sakit.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita juga menyinggung soal penuhnya rumah sakit di kota itu. Para pasien bergejala ringan pun terpaksa karantina mandiri di kediaman masing-masing alih-alih dirawat.

Alif mengungkapkan, penuhnya kapasitas rumah sakit karena banyak pasien yang status positf/negatif Covid-19-nya menggantung, tak bisa diputuskan untuk penanganan lebih lanjut.

Bukan tak mungkin, beberapa pasien yang dirawat sebetulnya negatif Covid-19, tetapi terpaksa dirawat di sana terus karena hasil resmi uji laboratorium lama terbitnya.

Baca juga: RS Brimob Kelapa Dua Diusulkan Tambah 100 Ranjang untuk Tampung Pasien Covid-19 di Depok

Dampaknya, pasien yang kemungkinan positf Covid-19 justru tak mendapatkan slot.

"Kalau Labkesda Kota Depok bisa melakukan tes PCR sendiri, maka kami bisa menghemat dua sampai tiga hari untuk tahu hasil positif atau tidak," ujar dia.

"Begitu kami tahu hasilnya negatif, bisa kita pulangkan atau kita pindahkan ke ruang non-Covid-19. Jadi pasien yang berhak masuk memang benar-benar bisa masuk dan yang negatif bisa kami pulangkan," kata Alif.

"Artinya, jika dia cepat ketahuan negatif Covid-19, perawatnya juga enggak perlu pakai baju astronot," tambah dia, menyinggung soal langkanya APD (alat pelindung diri) bagi tenaga medis di Kota Depok.

Pada Selasa kemarin, Pemerintah Kota Depok mengumumkan total 71 kasus positif Covid-19, dengan 10 orang sembuh, dan 8 orang meninggal dunia.

Sebanyak 28 pasien dalam pengawasan (PDP) juga meninggal dengan status suspect karena belum terkonfirmasi positif Covid-19. Jumlah itu tercatat sejak 18 Maret 2020.

Sementara itu, kini masih ada 500 pasien yang masih diawasi dan 1.948 orang yang tengah dipantau terkait Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com