Ngapuli mengungkapkan, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan mengarahkan agar para tunawisma dikembalikan ke keluarganya masing-masing.
"Jadi itu arahan Pak Gubernur dan Wali Kota, kami akan tampung mereka maksimum 24 jam. Dimulai dari tadi malam. Jadi akan dikembalikan ke keluarga,” ujar dia.
Baca juga: Seorang Tunawisma yang Tinggal Sementara di GOR Karet Tengsin Jalani Rapid Test
Menurut dia, semua tunawisma yang terjaring sudah dipulangkan. Pada hari Minggu lalu, setidaknya ada 32 orang yang dipulangkan.
Hal itu dilakukan berdasarkan asesmen terhadap para tunawisma yang ternyata memiliki keluarga atau kerabat di Jakarta.
Di luar itu, terdapat tiga tunawisma yang belum diperbolehkan untuk meninggalkan GOR Karet Tengsin. Mereka diminta untuk tetap tinggal di tempat penampungan karena tidak memiliki kerabat atau keluarga yang menjemput dan memberi tempat tinggal.
Ngapuli menyebutkan, dua dari tiga tunawisma tersebut berdomisili di Kuningan, Jawa Barat.
Mereka mengaku hendak berangkat ke Pekanbaru. Namun tidak ada bus antar-kota antar-provinsi (AKAP) dari Terminal Kampung Rambutan yang berangkat karena ada larangan mudik.
"Kalau yang satu itu ibu-ibu, orang Papua. Katanya tadinya dia kerja di rumah makan di sekitar Senen. Tapi karena dia enggak ada saudara di Jakarta, kami tampung dulu di GOR," ujarnya kepada Kompas.com, Senin kemarin.
Rapid test untuk tunawisma
Karena tidak memiliki keluarga di Jakarta, Sudinsos Jakarta Pusat berencana memindahkan tunawisma itu ke panti sosial.
Namun, di tengah pandemi Covid-19 pemindahan tunawisma ke panti sosial tidak bisa sembarang.
Menurut Ngapuli, perlu pengecekan kesehatan dan rapid test untuk memastikan dia tidak terindikasi Covid-19.
"Kalau nanti dia negatif (Covid-19), insya Allah kami tampung nanti di panti sosial perlindungan korban kekerasan perempuan dan anak," kata Ngapuli.
Saat ini rapid test hanya dilakukan terhadap tunawisma yang akan dipindahkan dari GOR Karet Tengsin ke panti sosial.
Menurut Ngapuli, tes cepat tersebut tidak dilakukan terhadap semua penghuni GOR karena keterbatasan peralatan.
"Saya cek ke Kasudin Kesehatan, memang enggak banyak alatnya dan sedang terbatas, jadi ya begitu," ungkapnya.
Kendati demikian, Ngapuli memastikan para petugas tetap melakukan pengecekan kesehatan terhadap para gelandangan yang terjaring.
"Kami hadirkan tim medis dari puskesmas setempat. Mereka periksa kesehatan masing-masing individu di GOR," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.