JAKARTA, KOMPAS.com - Enam penumpang kereta rel listrik (KRL) Jakarta-Bogor dan Jakarta-Bekasi terkonfirmasi positif Covid-19 setelah menjalani tes swab.
Fakta tersebut membuat para penumpang semakin khawatir menggunakan KRL.
Pasalnya, tidak semua pegawai bekerja dari rumah. Mereka harus tetap berangkat ke kantor di tengah pandemi Covid-19.
Savira Maulidia (23), misalnya. Setiap hari kerja, karyawan swasta ini masih menggunakan KRL pergi dan pulang kantor.
Baca juga: Enam Penumpang Positif Covid-19, Lima Kepala Daerah Desak Hentikan Operasional KRL
Ia bekerja di perusahaan yang termasuk sektor pengecualian untuk bisa beroperasi selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Masih kerja, perusahaan saya kan (sektor) pengamanan," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (7/5/2020).
Sehari-harinya, Savira menggunakan KRL tujuan Bogor-Jakarta. Ia mengaku semakin khawatir setelah mengetahui adanya penumpang yang positif Covid-19.
"Makin khawatir sih pasti, tapi bingung juga sebenarnya harus gimana. Itu baru stasiun Bogor ya yang ketahuan (Positif Covid-19). Belum (penumpang yang naik dari) stasiun yang lain, pasti banyak juga yang enggak ketahuan," ujar dia.
Savira mengaku terpaksa tetap menggunakan KRL karena perjalanannya lebih cepat dan mudah dijangkau dibandingkan angkutan umum lain.
Baca juga: 6 Penumpang KRL Positif Covid-19, Depok Segera Gelar Tes Swab Massal
Untuk mengurangi potensi penularan Corona di KRL, dia menghindari jadwal pemberangkatan pertama yang kerap padat dengan penumpang.
"Sampai sengaja jalan agak siang biar lenggang. Pasti selalu dapat duduk kalau berangkat siang. Kalau pulang pasti berdiri," kata Savira.
Dia berharap agar kedepannya pengguna KRL bisa lebih dibatasi. Misalnya, hanya untuk masyarakat yang memang bekerja atau benar-benar mendesak.
"Seharusnya di setiap stasiun ada petugas yang cek pengguna KRL itu bener kerja atau enggak. Ada surat tugasnya atau enggak. Saya dapat surat dari kantor dari awal PSBB sampai sekarang. Belum pernah ada yang cek," kata Savira.
Hal senada diungkapkan pengguna KRL lain, Fitra (24). Pada awalnya, dia tidak terlalu memikirkan potensi penularan Covid-19 di transportasi umum selama disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Namun, ketika ada enam penumpang yang ternyata positif, Fitra mengaku khawatir ketika menggunakan KRL, terutama ketika kondisi kereta cukup padat.