Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulkan PSBB Jilid III, Pemkota Bekasi Fokus Kurangi Pergerakan Masyarakat hingga Tertibkan PMKS

Kompas.com - 12/05/2020, 07:03 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Selasa (12/5/2020) ini adalah hari terakhir Kota Bekasi menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) jilid II.

Pemerintah Kota Bekasi bahkan telah mengusulkan PSBB jilid III yang akan dimulai pada 13 Mei hingga 26 Mei 2020. Usul ini telah disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang akan diteruskannya ke Kementerian Kesehatan.

Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyampaikan, ada beberapa hal yang menjadi fokus Pemkot jika nanti PSBB diperpanjang.

Baca juga: Besok Hari Terakhir PSBB, Pemkot Bekasi Kembali Ajukan Perpanjangan hingga 26 Mei

Pertama, Tri mengaku Pemkot Bekasi akan fokus ke pasar tradisional, mengingat belum ada perubahan aktivitas yang signifikan di sana. Diharapkan pada saat PSBB jilid III ini aktivitas jual beli di pasar berkurang.

“Kami lebih konsentrasi yang pertama adalah pasar. Kami masih lihat bahwa pasar belum terjadi perubahan secara signifikan,” ujar Tri saat dihubungi, Senin (11/5/2020) sore.

Selain itu, pihak Pemkot juga akan fokus untuk mengurangi angka pergerakan masyarakat di Kota Bekasi.

Baca juga: Pergerakan Masyarakat Masih Tinggi, Walkot Bekasi Kembali Usulkan Stop Operasional KRL

Mengingat masih banyak orang yang berkeliaran di jalanan Kota Bekasi meski telah diterapkan PSBB.

“Walupun terkait penggunaan masker sudqh hampir 90 persen. Kami ingin ada penurunan pergerakan orang. Kalu bisa kan sampai ke angka 30 persen. Tapi inikan masih cukup berat ya,” ucap Tri.

Tri mengatakan, untuk mengurangi pergerakan masyarakat, ia berharap perusahaan-perusahaan dikecualikan dari PSBB memberikan surat izin bagi karyawannya yang keluar rumah.

Sebab dengan begitu dapat mengendalikan pergerakan orang yang keluar rumah tanpa ada kepentingan.

“Makanya kita akan coba untuk yang perusahaan-perusahan dikecualikan ini ikut berkontribusi dengan cara mereka mungkin buat semacam surat izin klau mereka keluar. Jadi kita betul-betul pastikan kalau orang keluar itu memang penting ada tujuannya,” kata Tri.

Lalu, ia juga akan lakukan operasi ketat terkait penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) di Kota Bekasi yang marak di Bekasi menjelang Lebaran.

Baca juga: 11 PMKS Kabur dari GOR Pasar Minggu dengan Merusak Jendela

Sehingga tidak ada PMKS yang tidur di pinggir jalan dan berpotensi tinggi tertular Covid-19.

“Kami juga ingin lebih ketatkan karena ini dekat hari raya Idul Fitri, ini manusia gerobak juga makin marak ini di Kota Bekasi. Jadi ini konsentrasi kita juga untuk ditertibkan dan sementara waktu dibawa ke rumah singgah,” ucap dia.

Dengan melakukan upaya-upaya pengetatan aturn PSBB, Tri berharap dapat menekan angka Covid-19.

Sehingga jumlah kasus Covid-19 di Kota Bekasi makin berkurang.

Adapun saat ini ada 263 kasus positif Covid-19 di Kota Bekasi. Dari 263 yang positif Covid-19 ada 172 orang yang sembuh.

Lalu ada 862 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 2.059 orang dalam pemantauan (ODP).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com