Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus 49 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Induk Kramat Jati Tetap Buka dengan Jalankan Protokol Kesehatan

Kompas.com - 21/06/2020, 05:54 WIB
Dean Pahrevi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 137 pedagang di 18 pasar tradisional di DKI Jakarta dinyatakan positif Covid-19.

Hal itu diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

"Dari hasil pemeriksaan, ada 137 orang dari 18 pasar terkonfirmasi positif corona," kata Kepala Dinas kesehatan DKI Jakarta Widyastuti, Kamis (18/6/2020).

Dari jumlah tersebut, sebanyak 49 pedagang di antaranya merupakan pedagang Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca juga: 49 Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Positif Covid-19, Total Ada 137 Pedagang di 18 Pasar Terinfeksi Corona

Jumlah pedagang positif Covid-19 di Pasar Induk Kramat Jati itu melonjak.

Berdasarkan data Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) per Selasa (16/6/2020), hanya ada tiga pedagang Pasar Induk Kramat Jati yang terinfeksi virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

Angka itu bertambah 46 kasus menjadi 49 pedagang terinfeksi Covid-19, berdasarkan data yang dipaparkan Widyastuti.

Disebabkan tingginya interaksi

Widyastuti berujar, banyaknya kasus pedagang positif Covid-19, termasuk di Pasar Induk Kramat Jati, disebabkan mobilisasi atau interaksi pengunjung dan pedagang yang tinggi.

"Di awal juga saya sampaikan pasar adalah tempat berinteraksi orang dari berbagai daerah. Saat ke pasar pedagangnya ada yang dari Bekasi, Depok, pembelinya ada yang dari Jakarta, dari luar," ujar Widyastuti.

"Jadi potensi lalu lintas orang bergerak itu tinggi, sehingga itu yang harus kita waspadai," lanjut dia.

Pasar tetap buka

Kepala Pasar Induk Kramat Jati Agus Lamun mengatakan, Pasar Induk Kramat Jati masih buka, meskipun 49 pedagang di sana telah terinfeksi Covid-19.

"Masih dibuka," kata Agus kepada Kompas.com, Sabtu (20/6/2020).

Baca juga: 49 Pedagang Positif Covid-19, Pasar Induk Kramat Jati Tetap Dibuka

Agus mengaku belum mendapatkan keterangan resmi terkait hasil tes swab pedagang Pasar Induk Kramat Jati.

"Pemeriksaan dari sebelum Lebaran sampai sesudah Lebaran, kami belum terima hasilnya. Data tersebut yang jelas saat ini belum menerima data resmi tertulis," ucapnya.

Penutupan pasar akan timbulkan masalah lain

Wali Kota Jakarta Timur M Anwar menuturkan, penutupan Pasar Induk Kramat Jati akan berdampak besar pada pasokan pangan di Jabodetabek.

Karena itu, pasar tetap dibuka.

Baca juga: 49 Pedagang Pasar Induk Positif Covid-19, Wali Kota: Kalau Ditutup Muncul Masalah Lain

Anwar berpesan kepada Perumda Pasar Jaya selaku pengelola Pasar Induk Kramat Jati untuk tetap menjalankan protokol kesehatan ketat guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Pasar Induk Kramat Jati ini berbeda dengan pasar tradisional lainnya. Kalau kami tutup, maka akan berdampak besar pada pasokan pangan, khususnya sayur mayur di Jabodetabek," kata Anwar dalam keterangannya, kemarin.

Protokol kesehatan digalakkan

Agus menyatakan, pengelola terus menggalakkan penerapan protokol kesehatan di Pasar Induk Kramat Jati guna mencegah penyebaran Covid-19.

Pengelola akan selalu mengecek suhu pedagang dan pembeli, mengimbau wajib pakai masker, dan rutin menyemprot disinfektan di kawasan pasar.

"Ini intens kami lakukan guna menyadarkan agar para pedagang dan pengunjung yang beraktivitas di pasar induk ini disiplin menjalankan protokol kesehatan," ujar Agus.

Baca juga: Pasar Induk Kramat Jati Kerahkan Petugas Keliling Awasi Penerapan Protokol Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com