Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Wartawan Ibu Kota Meliput di Tengah Tingginya Kasus Covid-19

Kompas.com - 04/08/2020, 13:35 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta kian mengkhawatirkan. Berbagai klaster bermunculan mulai dari pasar hingga perkantoran.

Jumlah pasien positif Covid-19 di DKI Jakarta bertambah 489 orang pada Senin (3/8/2020) kemarin.

Hal ini membuat masyarakat turut khawatir, tak terkecuali wartawan atau jurnalis yang meliput dengan cara turun langsung ke lapangan.

Tak dapat dipungkiri bahwa sebagian media memang masih menerapkan sistem bekerja dari lapangan bagi jurnalisnya.

Baca juga: Ketua DPRD DKI Sebut Politisi PKS Dani Anwar Meninggal karena Covid-19

Mau tak mau, para wartawan harus bertemu banyak orang dan sangat rentan terpapar Covid-19.

Kekhawatiran ini diungkapkan salah satunya oleh YA (28). Wartawan media online ini mengaku takut dengan kondisi penyebaran Covid-19 di Ibu Kota.

Namun di satu sisi, kantornya tetap memberikan pengarahan untuk meliput langsung dari lapangan.

"Yang jelas gue takut. Apalagi sekarang banyak klaster baru. Namanya di lapangan protokol kesehatan kadang sulit diterapkan. Jaga jarak sesama wartawan saat dorstop narsum itu mustahil," ucap YA saat dihubungi Kompas.com, Selasa (4/8/2020).

Ketakutan lainnya adalah saat meliput di zona merah atau tempat ramai seperti pasar.

Menurut dia, penerapan protokol kesehatan seperti memakai masker dirasa percuma karena justru banyak yang tak patuh.

"Percuma kita sudah taat protokol. Pakai masker, dan lain-lain, tetapi banyak warga yang ternyata malas, tidak pakai masker," kata dia.

Baca juga: Tukang Becak Meninggal di Atas Becaknya, Hasil Rapid Test Covid-19 Reaktif

Ia cukup kecewa dengan sikap kantornya yang tak menjamin kesehatannya. Bahkan ketika ada wartawan yang kontak dengan pasien positif hanya diminta isolasi mandiri dan tak dibiayai untuk swab.

"Ketika wartawannya sudah kontak dengan yang positif covid-19 jalan satu-satunya ya disuruh isolasi mandiri, minum vitamin (beli sendiri) tapi ya namanya punya rasa takut saya ikut swab aja. Usaha sendiri," ujar YA.

YA dan rekan wartawan lain di kantornya tak berani memprotes dan mengkritik kebijakan kantor karena khawatir dipecat.

"Apa yang mau diharapin dari orang-orang yang sudah menganggap karyawannya manusia setengah mesin? Ketika mengeluh paling disuruh mundur," tambahnya.

Baca juga: Positif Covid-19, Pemilik Restoran di Bogor Meninggal, 7 Anggota Keluarganya Ikut Terpapar

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com