Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 di RS Azra, Pemkot Bogor Enggan Berdebat soal Hasil Pemeriksaan

Kompas.com - 11/08/2020, 11:25 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bereaksi atas perbedaan hasil tes usap (swab test) yang dilakukan pihak manajemen Rumah Sakit Azra.

Reaksi ini berkait 10 karyawan non-medis di rumah sakit itu yang sebelumnya dinyatakan positif Covid-19 oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor.

Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, pada dasarnya pemerintah daerah tak ingin mempermasalahkan perbedaan tersebut.

Meski begitu, Dedie menegaskan bahwa Pemkot Bogor telah bekerja sama dengan laboratorium resmi yang ditunjuk pemerintah.

Sehingga, kata Dedie, hasil yang dikeluarkan oleh laboratorium tersebut bisa dipertanggungjawabkan dan patut dipercaya.

Baca juga: RS Azra Kota Bogor Bantah 10 Pegawainya Terpapar Covid-19

"Kita tidak perlu memperdebatkan. Karena data yang kita peroleh itu dari BPOM, bukan dari laboratorium abal-abal. Jadi tentu harus kita percayai hasilnya apa pun," ungkap Dedie, Selasa (11/8/2020).

Dedie menambahkan, jika memang dari dua kali tes usap ulang yang dilakukan pihak rumah sakit terhadap karyawannya menunjukkan hasil negatif, maka hal itu akan dicatatkan sebagai pasien sembuh.

Ia menekankan, tidak perlu lagi memperdebatkan hasil laboratorium mana yang lebih akurat.

"Jadi, ya alhamdulillah sembuh. Tidak perlu lagi diperdebatkan," katanya.

Baca juga: Disebut Klaster Baru Penyebaran Covid, Ini Reaksi RS Azra Bogor

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno menjelaskan, berdasarkan pedoman revisi terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bila seseorang dinyatakan positif Covid-19, maka bisa saja dilakukan uji ulang dalam waktu lebih dari 24 jam.

Dalam kasus RS Azra, lanjut dia, fakta yang terjadi memang telah ditemukan kasus positif Covid-19 terhadap sepuluh karyawan non-medis di sana.

Kemudian, pihak RS Azra melakukan tes usap ulang terhadap karyawannya yang dinyatakan positif itu pada 30 Juli 2020 dan 5 Agustus 2020.

Selanjutnya, dari pemeriksaan ulang tes usap itu dua kali berturut-turut menunjukkan hasil negatif.

Baca juga: Klaster Baru, 10 Pegawai Non-medis RS Azra Bogor Positif Covid

Maka, kata Retno, hasil itu bisa dijadikan acuan bahwa yang bersangkutan dinyatakan sembuh.

"Penemuan awal tanggal 27 Juli 2020 karena kegiatan swab masif kita. Jadi penemuan kasus secara screening. Mereka semua tanpa gejala, mungkin saja mereka ini kena sudah lama dan kemudian baru terlacak dari kegiatan kita," imbuh Retno.

Sebelumnya, sepuluh karyawan non-medis yang bekerja di Rumah Sakit Azra, Kota Bogor, terkonfirmasi positif Covid setelah menjalani tes usap yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, beberapa waktu lalu.

Mereka yang terpapar adalah pegawai frontliner mulai dari petugas sekuriti hingga juru parkir rumah sakit.

Atas kondisi tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat telah melakukan visitasi (kunjungan) ke RS Azra untuk melakukan evaluasi.

Selang beberapa hari, manajemen Rumah Sakit Azra membantah adanya sepuluh pegawai non-medis yang bekerja di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Kota Bogor itu terpapar virus corona.

Mereka juga mengklaim, berdasarkan hasil tes usap atau swab tes ulang sebanyak dua kali yang dilakukan pihak manajemen rumah sakit terhadap pegawai yang bersangkutan menunjukkan hasil negatif.

Wakil Direktur RS Azra Jeffry Rustandi menyebut, pemeriksaan tes usap ulang sebanyak dua kali itu dilakukan di Laboratorium Kalgen Innolab dan Lembaga Biologi Molekular Eijkman.

Jeffry mengatakan, dipilihnya dua lembaga itu untuk pemeriksaan tes usap ulang karena tempat tersebut menjadi rujukan pemerintah dalam penanganan Covid serta memiliki kredibilitas dan reputasi.

"Hasil dua kali pemeriksaan swab ulang yang dilakukan di dua laboratorium rujukan pemerintah ini mengonfirmasi sekaligus mengklarifikasi bahwa karyawan RS Azra Kota Bogor tidak terpapar Covid-19. Dan RS Azra bukanlah klaster Covid seperti telah diberitakan media sebelumnya," ungkap Jeffry,

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com