Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zona Merah Bertambah, Kasus Covid-19 di Kota Tangerang Pun Konsisten Alami Peningkatan

Kompas.com - 12/08/2020, 08:34 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Kota Tangerang konsisten mengalami peningkatan dari hari ke hari.

Meskipun tidak signifikan seperti yang dialami wilayah Depok atau Jakarta, Kasus Covid-19 di Kota Tangerang kini menyentuh angka 647 kasus.

Sebagai perbandingan pada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) periode 13-26 Juli lalu, tercatat ada 32 kasus baru Covid-19 di Kota Tangerang.

Sedangkan PSBB di periode berikutnya 27 Juli-9 Agustus terdapat 63 kasus baru dalam 14 hari.

Peningkatan tersebut membuat status wilayah Kota Tangerang yang sempat berstatus zona kuning dengan risiko rendah berubah menjadi zona oranye, dengan risiko terpapar Covid-19 di kategori sedang.

Zona merah bertambah

Zona merah Covid-19 di Kota Tangerang bertambah seiring dengan bertambahnya kasus Covid-19 di sana.

Berdasarkan data yang diterima Kompas.com, zona merah Covid-19 di Kota Tangerang periode 13-26 Juli 2020 tersisa lima rukun warga (RW), sedangkan zona kuning sejumlan 45 RW.

Sedangkan zona hijau berada di angka 259.

Baca juga: Zona Merah Covid-19 di Kota Tangerang Kembali Bertambah

Kenaikan zona merah terjadi setelah PSBB periode 29 Juli-9 Agustus 2020 menjadi tujuh RW, zona kuning menjadi 62 RW, dan zona hijau menjadi 278 RW.

Kriteria zona merah sendiri disandangkan apabila terdapat kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi lebih dari satu orang di RW tersebut.

Sedangkan zona kuning berarti terdapat kasus Covid-19 terkonfirmasi positif satu orang di lingkungan RW.

Untuk zona hijau adalah RW yang memiliki kasus orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Total keseluruhan RW yang memiliki kasus Covid-19 positif, PDP dan ODP sebanyak 347 RW dari 1.004 RW yang ada di Kota Tangerang.

Sumber penularan beragam

Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah saat berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com, Menara Kompas, Jakarta, Senin (17/7/2019).KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah saat berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com, Menara Kompas, Jakarta, Senin (17/7/2019).

Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah mengirimkan sejumlah data terkait sumber penularan Covid-19 di Kota Tangerang.

Data berbentuk tabel tersebut memberikan jumlah persentase penularan Covid-19 di masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) periode 27 Juli-9 Agustus 2020 yang terdapat 63 kasus baru.

Jumlah tertinggi kasus penularan Covid-19 di Kota Tangerang berasal dari orang terdekat atau rumah tangga dengan angka 44 persen dari jumlah kasus baru.

Baca juga: 11 Sumber Penularan Covid-19 di Kota Tangerang, Ada Kegiatan Ibadah dan Transportasi Umum

Sedangkan di urutan kedua ada klaster perkantoran sebesar 12 persen dari jumlah kasus baru.

Urutan ketiga dan keempat dengan persentase 11 persen, yakni dari aktivitas menghadiri undangan dan dari fasilitas kesehatan.

Urutan keempat ada di pusat perbelanjaan seperti pasar dan mall dengan jumlah persentase 7 persen.

Urutan kelima penularan Covid-19 terjadi di kegiatan ibadah sebanyak 5 persen. Berturut-turut disusul tepat industri 3 persen, pesantren 3 persen, perjalanan keluar kota 2 persen, transportasi umum 1 persen, dan pertokoan 1 persen.

Status zona di Kota Tangerang juga berubah karena tingginya kasus baru Covid-19 dua minggu terakhir, setelah sebelumnya menyandang status zona kuning dengan kategori risiko rendah kini kembali menjadi zona oranye risiko sedang.

Enggan perketat PSBB

Meski sudah berubah status menjadi zona oranye karena pertambahan kasus Covid-19, Arief Wismansyah mengaku enggan memperketat kembali PSBB di Kota Tangerang.

"Sementara ini belum ya," ujar Arief.

Arief mengatakan, Pemkot Tangerang memilih untuk melakukan pengawasan yang lebih masif untuk kedisplinan protokol kesehatan.

Baca juga: Tangerang Raya, Bekasi, dan Bogor Masuk Zona Oranye, Apa Artinya?

"Kaitan perketat kita terus mengawasi dan memperhatikan semua lini kehidupan masyarakat," kata dia.

Hanya saja, kata Arief, kesadaran masyarakat di Kota Tangerang terkait Covid-19 beragam dan sebagian dari mereka meremehkan protokol kesehatan.

"Ada masyarakat yang cuek, yang memang parno. Tapi ada juga masyarakat yang memang disiplin," tutur dia.

Arief berharap dengan memperluas pengawasan, kedisiplinan bisa terbangun di tengah masyarakat Kota Tangerang meskipun beraktivitas di luar rumah.

"Ya kita berharap masyarakat benar-benar menanggapi serius kondisi pandemi ini dengan benar-benar disiplin," kata Arief.

Bertambah 16 kasus dalam 2 hari

Meskipun tidak menjadi rekor tertinggi penambahan jumlah kasus baru, kasus baru di Kota Tangerang tercatat bertambah sebanyak 16 kasus baru dalam dua hari terakhir.

Sebanyak enam kasus baru terkonfirmasi pada Senin (10/8/2020). Keesokan harinya, Selasa (11/8/2020) bertambah 10 kasus baru terkonfirmasi positif Covid-19.

Dengan penambahan tersebut, kini Kota Tangerang terdapat 647 kasus dengan rincian 503 pasien dinyatakan sembuh, 104 pasien masih dalam perawatan dan 40 pasien dinyatakan meninggal dunia.

Baca juga: UPDATE 11 Agustus: Bertambah 10, Kasus Covid-19 di Kota Tangerang Kini Ada 647

Adapun 104 pasien aktif tersebar di 53 kelurahan dari 114 kelurahan di Kota Tangerang, berikut 53 kelurahan yang memiliki pasien aktif Covid-19.

Cipondoh Makmur: 5 kasus

Panunggangan Barat: 5 kasus

Cipadu Jaya: 4 kasus

Karang Tengah: 4 kasus

Panunggangan Utara: 4 kasus

Poris Plawad: 4 kasus

Tanah Tinggi: 4 kasus

Alam Jaya: 3 kasus

Bugel: 3 kasus

Karang Timur: 3 kasus

Keroncong: 3 kasus

Kunciran Indah: 3 kasus

Larangan Indah: 3 kasus

Poris Gaga: 3 kasus

Poris Plawad Utara: 3 kasus

Batujaya: 2 kasus

Cibodas Baru: 2 kasus

Cibodasari: 2 kasus

Gaga: 2 kasus

Gebang Raya: 2 kasus

Jatake: 2 kasus

Ketapang: 2 kasus

Kunciran: 2 kasus

Paninggilan Utara: 2 kasus

Sangiang Jaya: 2 kasus

Sudimara Selatan: 2 kasus

Uwung Jaya: 2 kasus

Batuceper: 1 kasus

Bojong Jaya: 1 kasus

Cibodas: 1 kasus

Cipadu: 1 kasus

Cipondoh Indah: 1 kasus

Karang Sari: 1 kasus

Kebon Besar: 1 kasus

Kedaung Baru: 1 kasus

Kelapa Indah: 1 kasus

Kenanga: 1 kasus

Kreo Selatan: 1 kasus

Manis Jaya: 1 kasus

Margasari: 1 kasus

Pakojan: 1 kasus

Paninggilan: 1 kasus

Parung Jaya: 1 kasus

Pasir Jaya: 1 kasus

Pedurenan: 1 kasus

Pinang: 1 kasus

Pondok Bahar: 1 kasus

Poris Gaga Baru: 1 kasus

Poris Jaya: 1 kasus

Selapajang Jaya: 1 kasus

Sudimara Pinang: 1 kasus

Sudimara Timur: 1 kasus

Sukarasa: 1 kasus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com