JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Depok kini kembali menjadi sorotan dalam upaya penangaa virus corona. Kota ini sebelumnya menjadi satu-satuya daerah di Jawa Barat yang masuk dalam zona merah nasional.
Kini, meski status itu membaik menjadi zona oranye, penambahan jumlah kasus positif Covid-19 justru terus melonjak. Bahkan, mencatatkan angka penambahan tertinggi sepanjang pandemi.
Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di Depok: Data Pemkot Tak Transparan hingga Disentil Mendagri Tito
Pemerintah Kota Depok menyimpullka pola penyebaran virus yang cukup masif terjadi di Depok ada pada klaster rumah tangga.
Berita soal klaster penyebara Covid-19 di Depok ini menjadi berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com sepanjang kemarin, Kamis (13/8/2020):
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita mengonfirmasi bahwa saat ini bermunculan klaster-klaster Covid-19 rumah tangga di Depok.
Novarita menyampaikan, keadaan ini dipicu oleh semakin longgarnya pembatasan aktivitas warga, sehingga besar kemungkinan warga membawa pulang virus corona dan menularkannya ke keluarga.
"Iya, banyak yang kena satu keluarga. Sudah ada kelihatan, dari yang positif tiga sampai empat orang, pas dilihat ternyata satu keluarga, satu rumah," ujar Novarita kepada Kompas.com, Rabu (12/8/2020) malam.
Baca juga: Rasio Tes Covid-19 Sangat Rendah, Tito Karnavian Tegur Wali Kota Depok
Ia berujar, Pemerintah Kota Depok bakal aktif melacak kontak erat dari satu pasien yang dinyatakan positif Covid-19.
Novarita juga mengaku sudah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta, mengingat banyak warga Depok yang mencari nafkah di Ibu Kota.
Terlebih lagi, Pemprov DKI Jakarta melakukan tes Covid-19 secara besar-besaran, jauh lebih besar ketimbang wilayah lainnya.
Besar kemungkinan, warga Depok mulanya terkonfirmasi positif melalui tes yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta, lantas telanjur menularkannya ke keluarga.
Keadaan ini sama halnya dengan Kota Bogor dan Bekasi yang sudah lebih dulu mengumumkan temuan klaster rumah tangga.
"Dari DKI akan diinformasikan ke kami bahwa si A, si B, si C ber-KTP Depok. Kan dapat tuh alamatnya, nanti kita tracing (lacak kontak erat) ke rumahnya," ungkap Novarita.
"Dari situ banyak yang ketahuan (positif Covid-19) karena dia (salah satu anggota keluarga) dilakukan swab di Jakarta. Keluarga dia langsung kami tracing," lanjut dia.
Baca selengkapnya di sini.