JAKARTA, KOMPAS.com - Abdul Rohim masih ingat ketika hampir dikeroyok orang saat mulai aktif menyapu ranjau paku di Jakarta. Bahkan, ia pernah ditabrak motor di daerah Cideng, Jakarta. Meski begitu, Rohim tetap mengumpulkan ranjau paku.
“Kalau sekarang alhamdulillah secara langsung sudah tidak berani lagi,” kata Rohim, yang kini menjabat Penasihat Relawan Penyapu Ranjau Paku Saber Community.
Rohim mulai berurusan dengan paku di jalanan sejak 2010 lalu.
Baca juga: Jalan Protokol di Jakarta Masih Rawan Ancaman Ranjau Paku
Ia dulu mengendarai sepeda sepulang kerja di Green Garden dan menemukan paku berukuran 5 sentimeter.
“Pas pulang kerja saya lihat paku di jalan. Saya enggak ambil, tapi dipinggirin saja,” kata Rohim.
Keesokan harinya, Rohim kembali melihat paku dan keheranan. Kok masih ada paku, sepertinya ada yang tidak beres, pikir Rohim kala itu.
Baca juga: Ini Titik Paling Rawan Ranjau Paku di Jalan Protokol Wilayah Jakarta
Ia lalu mengumpulkan ranjau paku dengan menggunakan magnet dari hiasan kulkas. Magnet dari speaker juga pernah ia gunakan.
Rohim juga pernah diberikan magnet oleh sopir bus untuk beraksi menyisir paku.
Setiap pagi sebelum kerja, Rohim menyempatkan diri melakukan penyapuan di titik rawan ranjau yaitu di ruas Jalan Gatot Subroto seberang DPR-MPR mengarah Semanggi.
Terkadang, ia melanjutkan aksinya ke sekitar Balai Kartini sampai dengan Pancoran, Tebet.
Pada sore hari, Rohim juga sempat menyisir jalan di depan Gedung MPR/DPR/DPD yang menuju ke Slipi, Jakarta Barat.
Baca juga: Rawan Ranjau Paku, Sudinhub Jaksel Akan Sisir Jalan TB Simatupang dan Bundaran Pondok Indah
Rohim berdiri sambil memegang tali terikat magnet demi mendapatkan paku-paku di jalan.
“Tadi pagi sebelum kerja di Gatot Soebroto seberang DPR MPR mengarah Semanggi tadi gak terlalu banyak, gak nyampe seperempat kilogram (paku) tapi lumayan,” kata Rohim.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.