Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pedagang Gorengan yang Motornya Dicuri, Kerja untuk Bantu Anak, Suka Berbagi Meski Sulit

Kompas.com - 20/08/2020, 06:57 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Misna (60) tetap menggelar lapak gorengan meski motornya telah hilang dicuri orang lantaran ditipu. Kini, ia bergantung dengan keponakannya untuk antar dan jemput.

Meski begitu, ikhlas dan kerja keras adalah kunci hidup Misna.

Padahal, biasanya sehari-hari Misna menggunakan motor Honda Varionya sebagai alat transportasi untuk pergi ke pasar dan ke tempatnya berjualan. Motornya lunas setelah mengkredit selama tiga tahun sejak tahun 2010.

Setiap pukul 04.00 WIB, ia bangun untuk salat Subuh. Tugasnya setelah itu menjemput istrinya yang bertugas membeli bahan-bahan jualan gorengan di pasar. Setelah itu, ia sempatkan diri untuk beristirahat di rumah hingga waktunya berangkat jualan pada pukul 13.00 WIB.

Misna baru dua minggu berjualan di Jalan Pancoran Barat VII, Pancoran, Jakarta. Ia memindahkan lapaknya dari Pengadegan, Kalibata ke tempatnya kini lantaran tak ada kemajuan secara omset.

Baca juga: Nasib Sial Pedagang Gorengan di Pancoran, Ditipu Pembeli dan Motor Dibawa Kabur

“Jualan gorengan sejak tahun 1982. Awalnya jualan keliling di daerah Kalibata,” ujar Misna, laki-laki kelahiran Desa Martapada Wetan, kecamatan Astanajapura, kab. Cirebon tahun 1960 itu, Rabu (19/8/2020).

Misna merantau ke Jakarta lantaran diajak tetangga. Awalnya, ia sempat dagang kacang rebus tetapi hanya bertahan beberapa bulan. Akhirnya, ia memutuskan untuk berjualan gorengan.

Di Pengadegan, Misna hanya mendapatkan omset sebesar Rp110.000 per hari. Sementara itu, modalnya berjualan seharinya Rp150.000. Seringkali, gorengannya sisa.

“Pernah jualan cuma laku Rp 50.000, padahal modalnya Rp 150.000. Itu sering ngalamin itu,” kata Misna.

Meski sering rugi, Misna tak ada pilihan. Ia terus berjualan gorengan lantaran tak memiliki keahlian lain. Waktu umur 30 tahun, ia sempat bekerja sebagai kuli bangunan di tanah kelahirannya. Namun, jualan gorengan adalah jalan hidupnya.

Pada tahun 1990, Misna kembali ke Jakarta. Ia berjualan gorengan sejak itu untuk membiayai keempat anaknya yang ditinggal di kampung halamannya.

Ia jalani pekerjaannya sebagai penjual gorengan hingga kini. Misna sendiri pernah tinggal di seberang Taman Makam Pahlawan Kalibata. Sekarang, ia tinggal di dekat Terminal Pasar Minggu.

Baca juga: Pedagang Gorengan di Pancoran Tak Kuasa Tahan Tangis Ingat Motornya Dicuri

“Mau kerja lain misalnya dari pagi, tenaganya udah enggak ada. Ilmu saya di gorengan aja,” tambahnya.

Kini, Misna berbelanja bahan jualan bersama istrinya ke Pasar Minggu dengan berjalan kaki. Dari rumahnya, Pasar Minggu berjarak sekitar 500 meter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com