Ia suka berikan sekantong gorengan kepada tukang rongsok.
“Kasih ke tukang rongsok, itu kan pasti dimakan. Kalau dikasih pasti dimakan pikir saya. Daripada mubazir dibuang sisa gorengannya,” ujarnya.
Hilangnya motor lantaran ditipu dan dibawa kabur laki-laki tak dikenal bagi Misna adalah salah satu cobaan terberat di hidupnya.
Motornya raib dibawa kabur orang tak dikenal. Alih-alih meminjamkan motor kepada oramg tak dikenal itu, ia harus kehilangan motor kesayangannya.
Dengan polosnya Misna memberikan dan membantu memasukkan kunci ke motornya bahkan membantu pencuri mengangkat motor.
Ia hanya berharap motornya bisa kembali saat pelaku membawa kabur motornya ke arah pertigaan Jalan Duren Tiga Selatan.
Misna hanya bisa menangis saat menceritakan kejadian kehilangan motor ya kepada Abidin.
“Sebelumnya saya ga pernah nangis. Sering nangis paling kalo liat nonton TV, ya karena acara orang dapat uang kaget gitu,” ujar Misna.
Ia menangis lantaran kehilangan motor operasionalnya di saat kondisi ekonominya sedang susah.
Misna hanya berharap pencurinya mengembalikan motornya dan membayar gorengannya yang dipesan senilai Rp170.000.
Untuk urusan motor, ia belum terpikir untuk membeli lagi.
“Uangnya belum ada,” katanya sambil tertawa.
Ia hanya bisa ikhlas menghadapi musibah kehilangan motor.
Misna mencoba bersikap tenang meskipun di dalam hati dan raut wajahnya menunjukkan penyesalan yang mendalam akibat kepolosannya untuk bersikap baik kepada orang lain.
Pukul 21.00 WIB, jemputannya datang. Dengan mengangkat sebuah karung dan kantong plastik, ia meninggalkan lapaknya dan bersiap memulai rutinitas berjualan gorengan esok hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.