JAKARTA, KOMPAS.com - Era pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta sudah pasti mengurung pergerakan warga ibu kota.
Benar saja, banyak toko-toko dan restoran yang mulai membatasi jam operasi. Dari mulai pusat perbelanjaan, toko retail hingga restoran mulai mengurangi jumlah pengunjung.
Situasi ini sudah pasti menghambat hasrat warga untuk berbelanja.
Namun bagi beberapa orang, celah ini dianggap sebagai sebuah peluang bisnis, yakni layanan jasa penitipan belanja atau yang akrab disapa jastip.
Salah satu mata yang melihat celah ini yakni Andryana Damayanti (32). Selama dua tahun membuka layanan jastip D'teatip_Shopper, baru kali ini Andryana mendulang keuntungan besar.
Baca juga: Cerita Penyintas Covid-19, Terpapar karena Menyepelekan...
Pandemi Covid-19 bak angin segar bagi Andryana. Banyak pesanan mulai dirasakan Andryana sejak memasuki bulan April dan Mei.
"Kalau awal pandemi (Maret) kan orang masih raba-raba. Jadi belum mulia belanja," kata dia saat dihubungi, Rabu (30/9/2020)
Lepas bulan Maret hingga sekarang, pesanan makin lama semakin meningkat.
Menurutnya, tren belanja lewat jastip perlahan sudah jadi kebiasaan baru selama pandemi, khususnya bagi para ibu rumah tangga.
"Kalau sekarang karena banyak member yang ada di rumah. Bahkan kerja pun di rumah jadi mereka kalau belanja ya mereka minta dari jastip," kata dia.
Dari mulai pakaian, kosmetik, mainan anak anak hingga perlengkapan dia tawarkan kepada 450 member jastipnya. Untungnya, Andryana punya dua grup WhatsApp khusus para member, dia pun bisa dengan mudah memosting foto barang diskon di grup tersebut.
Bahkan sesekali Andryana menerima orderan langsung dari para member. Tentu bagi Andryana tak sulit mencari barang-barang yang diminta.
Baca juga: Temanco, Komunitas Penyintas Covid-19 di Bogor yang Kini Terjun Jadi Relawan
Berkat kedekatan dengan pihak retail dan beberapa Sales Promotion Girl (SPG) di sana, Andryana seperti tak pernah kehabisan informasi barang-barang diskon.
"Bahkan pihak retail juga sebenarnya terbantu dengan kehadiran kita," ucap dia.
Menurut dia, pesanan paling tinggi terjadi pada September ini. Walau tak merinci berapa jumlah pesanan yang dia terima, Adnyana memperkirakan total permintaan yang datang bisa mencapai mencapai 1.000 lebih.