Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Psikolog, Rawat Pasien Covid-19 yang Hampir Bunuh Diri dan Tak Khawatir Terpapar

Kompas.com - 23/10/2020, 08:28 WIB
Tria Sutrisna,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Kemudian, dia juga memposisikan dirinya seakan-akan seorang pasien yang sudah dinyatakan positif Covid-19 untuk mengenyampingkan kekhawatirannya.

Baca juga: Cerita Penyintas Covid-19: Gejala Mirip Demam Berdarah hingga Teriakan Minta Tolong

"Saya memposisikan diri bahwa saya positif Covid-19, jadi motivasinya seperti itu," kata dia.

Keberanian Endang berinteraksi dan merawat para pasien Covid-19 di tempat isolasi membuat heran sejumlah pihak, termasuk juga pasien yang sedang dirawatnya.

Endang menceritakan, terdapat seorang pasien yang kerap menangis karena merindukan keluarganya. Terlebih, ada anggota keluargaya yang meninggal dunia ketika pasien itu sedang menjalani karantina.

"Dia menangis, artinya kan dia ingin dipeluk ya. Saya peluk sampai dia tenang. 'Dia tanya kok Ibu mau peluk, emang enggak takut?'. Artinya kan orang selama ini takut sama dia," ungkapnya.

"Akhirnya saya peluk ketika itu, saya menggunakan APD. Saya bilang, saya hanya takut sama Allah, saya tidak takut sama virus," ucap Endang.

Hadapi Pasien yang Hendak Bunuh Diri

Pengalaman Endang menghadapi pasien Covid-19 tak sekadar mereka yang khawatir mendapat 'sanksi sosial' dari masyarakat sekitarnya

Tetapi juga pasien yang mengaku sudah tak lagi memiliki semangat sembuh dan berpikir untuk mengakhiri hidupnya karena paparan Covid-19.

"Bahkan pernah sampai ada yang mau bunuh diri. Pasien laki-laki, dia berpikirnya akan mati. Sudah tidak bisa hidup lagi besok, karena dia ada diabetes, terus penciumannya sudah tidak ada," tutur Endang.

Baca juga: Kisah Pilot Jadi Pedagang Mi Ayam Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Dia tidak menceritakan secara detail bagaimana pasien itu hendak mengakhiri hidupnya ketika malam hari. Tetapi, saat mendapati hal itu, Endang langsung berupaya melakukan pendekatan dan membangkitkan semangat pasien tersebut.

Kala itu, Endang pun menemani dan mendengar cerita sang pasien sepanjang malam. Sesekali dia juga memotivasinya agar tidak menyerah untuk sembuh dari Covid-19.

Sampai akhirnya, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit karena memiliki komorbid dan kini yang bersangkutan sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Baca juga: Kisah Bayu, Bos Sound System yang Kini Jualan Sayur demi Bertahan di Tengah Pandemi

"Di sana saya juga terus mendukung, memberikan motivasi. sekarang dia sudah pulang, sudah di rumah. Tapi saya tetap berkomunikasi dengan dia," kata dia.

Sejak temuan itu, relawan psikolog ini pun memilih untuk lebih sering bertugas pada malam hari dan mengecek kondisi kesehatan mental para pasien.

"Kenapa saya lebih sering masuk malam, karena harus melihat yang seperti itu. Karena pada jam 1 malam itu pasien belum pada tidur, enggak mau tidur," ucap Endang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com