JAKARTA, KOMPAS.com - Junaedi terus berusaha mencari anak kesayangannya, Rizki Febriansyah (5) pada Selasa (3/11/2020) siang di aliran Kali Mampang, Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta.
Pencarian Rizki pada hari ketiga, Junaedi mendapatkan titik terang. Rizki ditemukan meninggal dunia di Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.
Suara Junaedi tampak tenang menceritakan kronologi singkat penemuan Rizki. Rizki telah hanyut di Kali Mampang pada Minggu (1/11/2020) sore dan terbawa arus hingga Pelabuhan Muara Angke.
"Pas saya di dekat Satria Mandala, Widya Chandra. Saya dapat kabar bahwa anak saya diketemukan dalam keadaan meninggal di daerah Muara Angke. Saya intinya berterima kasih kepada bapak-bapak yang sudah hadir yang sudah men-support saya. Terima kasih," ujar Junaedi, Selasa (3/11/2020) pukul 16.30 WIB.
Baca juga: Hanyut di Kali Mampang, Bocah 5 Tahun Ditemukan di Kali Adem Penjaringan
Satu jam sebelumnya sekitar pukul 15.15 WIB, Humas RW 04, Tanpomo Yahya (52)memberikan kabar bahwa Rizki sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Kabar itu terkonfirmasi setelah ibu Rizki, Ruswati mengecek jenazah Rizki yang ditemukan di Pos Polisi Airud Pelabuhan Muara Angke.
Ruswati tak kuasa menahan tangis begitu kantong mayat berisi jenazah Rizki dibuka.
Setelah itu, jenazah Rizki dibawa pulang ke rumah dan langsung dimakamkan di pemakaman wakaf Kampung Pulo yang tak jauh dari kediamannya.
Warga Jalan Pondok Karya 9 Gang Menara No 16 RT 04 RW 13, Pela Mampang langsung bergotong royong menyiapkan rumah duka. Bendera kuning dipasang di depan gang.
Nisan kayu untuk Rizki dibuat. Semua disiapkan sambil menunggu mobil ambulans yang membawa Rizki.
Warga memantau perjalanan Rizki melalui lokasi yang dibagikan secara live lewat aplikasi pesan Whatsapp.
Baca juga: Hanyut di Kali Mampang, Bocah 5 Tahun Diduga Terbawa Arus hingga Kanal Banjir Barat
Tetangga almarhum telah berkumpul di gang untuk saling menguatkan dengan mengirimkan doa dan membantu proses pemakaman.
Sekitar pukul 16.45 WIB, suara ambulans sudah meraung-meraung dari kejauhan. Warga bersiap di depan gang.
"Buka jalan, buka jalan jangan ngumpul," kata seorang warga mengkomandoi.
Dari tikungan, kemudian ambulans datang dengan motor pengiring dari Indonesia Escorts Ambulans dan pengiring lainnya. Ambulans berhenti tepat di depan gang.
"Kasih jalan, kasih jalan. Jangan ada yang merekam ya, jangan ada yang keluarkan handphone. Enggak boleh divideoin," teriak seorang warga lainnya.
Baca juga: Penutup Saluran Air di TKP Bocah Hanyut ke Kali Mampang Sudah Rusak Sejak Awal Tahun
Rizki kemudian dibawa ke rumah duka untuk dimandikan. Kakak Rizki, Ian tak kuasa menahan emosi melihat adiknya datang dengan kondisi terbujur kaku.
Ian meronta-ronta sambil menangis. Warga setempat mencoba menenangkan Ian sambil meminta ikhlas dan berdoa.
Di pertigaan gang rumah duka, warga memanjatkan ta'adwuz dan Al-Fatihan. Tangannya menengadah ke atas.
"Al Fatihah. Audzubillahiminasyaitonirojim. bismillahir ra?manir ra?im. Al?amdulillahi rabbil-'alamin..." demikian lantunan doa Al-Fatihan menggema di dalam Gang Menara saat Rizki melewati kumpulan warga.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.