JAKARTA, KOMPAS.com - Blok M Mall saat ini seolah berubah menjadi kuburan. Era kejayaannya telah sirna, tak seperti yang terjadi pada 1990-an sampai 2000-an.
Dulu, Blok M Mall menjadi tempat favorit anak muda untuk berkumpul dan menghilangkan penat. Namun, saat ini keadaannya sudah jauh berbeda.
Para pedagang tak lagi melihat kerumunan pengunjung. Bahkan banyak toko yang ditutup. Kahar (62) adalah salah satu pedagang yang masih bertahan di Blok M Mall walaupun sepi pembeli.
Tokonya menjual kaus-kaus band aliran metal kenamaan dan celana jin. Sebut saja kaus Burgerkill edisi Adamantine European Tour 2018 yang terpajang di bagian depan tokonya.
Baca juga: Blok M, Fatmawati, dan Lebak Bulus Bakal Jadi Kawasan Berorientasi Transit
Dia tak pernah menduga Blok M Mall yang dulu ramai didatangi warga Ibu Kota kini telah sepi, bahkan tak ada pengunjung yang masuk ke dalam tokonya.
"Enggak nyangka Blok M Mall seperti ini mati. Dulu jalan aja susah, macet. Kalau dulu itu pengunjung seperti mau naik haji. Mau kencing aja susah jalan ke toilet. Bisa 15 menit sendiri," kata Kahar.
Berita Blok M Mall yang tak seramai era 1990-an menjadi berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang Kamis kemarin.
Baca juga: UPDATE 5 November: Ada 8.274 Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta
Berita lainnya yang menjadi berita populer adalah kisah seorang warga bernama Denny yang rela menyelam ke comberan demi memenuhi kebutuhan keluarga hingga 80 pengusaha hotel di Jakarta ajukan permohonan tak naikkan UMP DKI.
Berikut empat berita terpopuler Megapolitan Kompas.com sepanjang Kamis kemarin:
Blok M Mall telah mati. Kejayaannya pada era 1990-an sampai 2000-an telah sirna. Blok M Mall tak lagi menjadi pilihan anak muda.
Kahar (62), Rabu (4/11/2020) sore, hanya berdiri di depan tokonya. Pandangannya terlihat kosong. Sesekali, ia berkata kepada satu dua orang yang lewat, "Silakan lihat-lihat dulu."
Tokonya menjual kaus-kaus band aliran metal kenamaan dan celana jin. Sebut saja kaus Burgerkill edisi Adamantine European Tour 2018 yang terpajang di bagian depan tokonya.
Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Bar dan Kafe di Blok M Ditutup Sementara
Kaus-kaus berjubel di tokonya, sedangkan di lorong mal hanya beberapa orang yang lewat tanpa memalingkan wajah ke arah tokonya.
"Hari ini baru laris satu. Blok M Mall itu sudah mati. Sebelum Covid-19, itu sudah mati. Paling orang-orang lewat Blok M Mall itu cuma transit. Udah enggak ada lagi yang beli,” ujar Kahar, penjual di Blok M Mall sejak 1992 saat ditemui, Rabu.
Blok M Mall dikenang sebagai pusat perbelanjaan era 1990 sampai 2000-an. Pemuda-pemudi dan keluarga dari berbagai kelas berbondong-bondong datang ke Blok M Mall. Saking hidupnya, Blok M Mall selalu penuh sesak.
Baca selengkapnya di sini.
Denny Kurniawan (43) masih sibuk di dalam selokan. Tubuh mungilnya itu mampu menelusuri selokan rumah yang hanya memiliki lebar 60-80 sentimeter.
Tak segan Denny sesekali menyelam ke dalam air hitam nan kental itu.
Ketika muncul di permukaan, wajahnya sudah menghitam berlumuran air dan lumpur. Namun lumuran lumpur di mulut tak menghalangi putihnya gigi Denny seraya melempar senyum dari selokan.
Baca juga: Kisah Penjual Buku di Masa Pandemi, Berhari-hari Tak Ada Pembeli, Bertahan Lewat Penjualan Online
Setelah senyum, Denny kembali bergulat dengan tumpukan lumpur. Tak jarang Denny tengkurap hingga seluruh badannya masuk ke dalam selokan.
Tidak ada kacamata atau pelindung wajah yang dikenakan. Praktis seluruh indra yang ada di wajah berpapasan langsung dengan hawa di dalam got.
Susah mencari udara segar pun sudah pasti dirasakan. Mau tidak mau, bau selokan pun harus masuk lubang hidung selama dia di dalam.
Sambil tengkurap, tangan kekarnya meraba raba sesuatu yang mengganjal di dalam. Tiba-tiba keluarlah sampah, tanah, karung, dan benda padat lain yang selama ini mengganjal di dalam.
Baca selengkapnya di sini.
Seorang pria berinisial AM (44) membacok ABM (35) yang tepergok tengah bermesraan dengan istrinya di Desa Pusaka Rakyat, Kecamatan Sukmajaya, Kabupaten Bekasi, Rabu (4/11/2020).
ABM tewas usai enam kali dibacok menggunakan celurit.
Hal tersebut dibenarkan Kapolsek Sukmajaya AKP Yudho Antri Hutri saat dikonfirmasi.
"Iya, benar peristiwa kemarin. Pelaku sudah diamankan," kata Yudho, Kamis (5/11/2020).
Baca selengkapnya di sini.
Managing Director PT Indomarco Prismatama ( Indomaret), Wiwiek Yusuf menegaskan pihaknya mengikuti arahan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) terkait maraknya seruan memboikot produk asal Perancis.
Hal ini disampaikan Wiwiek sekaligus menanggapi aksi sekelompok orang yang membeli produk Perancis dari toko Indomaret dan kemudian membakarnya.
"Ini sangat situasional sekali. Sebagai anggota dari asosiasi Aprindo, kami mencoba mengikuti pernyataan dan arahan dari Aprindo," kata Wiwiek kepada Kompas.com, Kamis (5/11/2020).
Baca juga: Anggota Ormas Borong Barang yang Disebut Produk Perancis di Minimarket, lalu Membakarnya
Adapun sikap Aprindo adalah menyerahkan keputusan soal seruan boikot produk asal Perancis kepada konsumen.
Aprindo menghormati keputusan konsumen apakah akan membeli atau tidak atas produk dari Perancis yang dijual di gerai ritel modern.
Baca selengkapnya di sini.