Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Sekolah Bantah Isu Intoleransi dalam Pemilihan Ketua OSIS di SMAN 6 Depok

Kompas.com - 12/11/2020, 17:19 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sebuah postingan viral di Twitter tentang dugaan intoleransi dan pemakaian sentimen agama dalam pemilihan calon ketua OSIS di SMAN 6 Depok, Jawa Barat.

Postingan itu dibagikan seniman Donny Dhirgantoro dan langsung menuai reaksi warganet.

Dalam postingannya, Donny mempublikasi sejumlah tangkapan layar mengenai kontroversi pemilihan ulang calon ketua OSIS di SMAN 6 karena kandidat yang menang bukan beragama Islam.

"Hello guys aku minta tolong banget , di sma ku.. SMA NEGERI ada “calon” ketua osis yang bernama E.... yang memenangkan pemilihan ketua osis ( kinerjanya bagus,banyak orang yang mendukungnya termasuk guru2) , namun ada beberapa oknum dari sekolah yang tidak terima sampai mengadakan voting ulang hanya karena dia non-muslim.

aku minta tolong untuk kalian semua agar dishare kasus ini, sehingga E... mendapatkan keadilan dan kesempatan untuk memimpin sekolahnya..

mohon bantuannya agar di up kesocial media guys," begitu bunyi tangkapan layar yang beredar.

Baca juga: Viral Percakapan Rasial Guru SMA di Jaktim, Disdik Diminta Data Pengajar Intoleran

Kandidat tersebut, E, telah mengumumkan pengunduran dirinya melalui akun media sosialnya.

Dalam pengumumannya mundur, E meminta maaf karena keputusan itu ia ambil lantaran "terdapat prinsip-prinsip yang tidak sesuai untuk melakukan pemilihan ulang".

Kepala sekolah membantah

Kepala SMAN 6 Depok, Abdul Fatah membantah pemilihan ulang diakibatkan sentimen agama.

"Saya pastikan bukan itu, itu isulah, biasa itu dimanfaatkan oleh orang-orang tertentulah yang merasa tidak nyaman. Saya pastikan tidak ke arah sana," ungkap Fatah kepada Kompas.com, Kamis (12/11/2020).

Kompas.com mewawancarai Fatah dan Kepala Seksi Acara Panitia Pemilihan Ketua OSIS SMAN 6 Depok, Wati.

Keduanya membenarkan ada pemilihan ulang ketua OSIS di sekolah itu. Namun mereka menyatakan, pemilihan ulang digelar karena ada kesalahan pada sistem aplikasi online yang dipakai untuk memilih kandidat.

Sistem tersebut, kata mereka, belum sempat diuji coba sebelum pemilihan dihelat.

Baca juga: Pengamat Sebut Guru Intoleran di SMA Jaktim Kurang Kompeten dan Tak Tahan Kritik

Pada waktu pemilihan, diketahui bahwa salah satu orang beberapa kali log in.

"Ada bukti laporan, salah satu guru kami tidak bisa log in, sudah ganti device tiga. Tapi saat saya tanya admin, data guru itu sudah log in dan sudah memilih. Di situ kami melihat ada kelemahan sistem ini, jadi akhirnya kami putuskan, kami laporkan ke kepala sekolah," kata Wati.

"Kami rapat istimewa ke wakil kepala sekolah, demi kejujuran dan keadilan, kami memutuskan mengulang, lalu menggunakannya secara luring ke sekolah, jadi kami bisa mengontrol dan mencocokkan dengan data pemilih," ungkapnya.

Kompas.com coba menghubungi E selaku kandidat yang sempat memenangi kompeitisi sebelum pemilihan itu dianulir. Namun hingga artikel ini disusun kami belum mendapat tanggapan dari E.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

JakPro Berjanji Akan Berikan Pekerjaan untuk Warga Kampung Susun Bayam

Megapolitan
Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jalingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Sejumlah Sopir Angkot Tanjung Priok Ingin Segera Gabung Jalingko, Sudinhub Jakut: Belum Ada Kepastian

Megapolitan
Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Terbentur Anggaran, Angkot Reguler di Jakut Belum Bisa Gabung JakLingko

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 26 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Megapolitan
Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Banjir Rendam Sejumlah Titik di Jakarta Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset' Ditangkap

1 dari 2 Tersangka Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset" Ditangkap

Megapolitan
'Mayor' Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

"Mayor" Terpilih Jadi Maskot Pilkada DKI Jakarta 2024

Megapolitan
Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Rute Transjakarta BW9 Kota Tua-PIK

Megapolitan
Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Gerombolan Kambing Lepas dan Bikin Macet JLNT Casablanca Jaksel

Megapolitan
Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Harum Idul Adha Mulai Tercium, Banyak Warga Datangi Lapak Hewan Kurban di Depok

Megapolitan
Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Seorang Satpam Apartemen di Bekasi Dianiaya Orang Tak Dikenal

Megapolitan
Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Banjir Akibat Luapan Kali Ciliwung, 17 Keluarga Mengungsi di Masjid dan Kantor Kelurahan

Megapolitan
39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

39 RT di Jakarta Masih Terendam Banjir Sore Ini, Imbas Luapan Kali Ciliwung

Megapolitan
Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Ditemukan Kecurangan Pengisian Elpiji 3 Kg di Jabodetabek, Kerugiannya Rp 1,7 M

Megapolitan
Korban Penipuan 'Deka Reset' 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Korban Penipuan "Deka Reset" 45 Orang, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com