Kondisi ini diperburuk oleh banyak pengusaha transportasi lebih memilih menggunakan bajaj yang belakangan muncul menyaingi helicak.
Angkutan roda tiga bermesin ini pun terpinggirkan dan pelan-pelan menghilang dari jalan-jalan di Ibu Kota.
Pada akhirnya di tahun 1987 Pemprov DKI mengeluarkan keputusan untuk melarang operasi helicak.
Bus Robur Tavip adalah moda angkutan umum di Ibu Kota pada medio 1960-an hingga 1970-an.
Robur adalah merek bus tersebut yang didatangkan dari Jerman Timur.
Pada tahun 1967 mikro bus itu mulai dioperasikan di Jakarta dengan trayek, di antaranya Grogol-Lapangan Banteng, Jembatan Semanggi-Harmoni-Lapangan Banteng, dan Rawamangun-Salemba-Lapangan Banteng.
Pengelolanya adalah PT TAVIP, sebuah perusahaan transportasi umum yang berstatus seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di zaman sekarang.
Trem listrik sudah ada di Jakarta atau Batavia sejak zaman kolonial, tepatnya pada penghujung tahun 1897.
Awalnya, tahun 1869 trem ditarik dengan kuda, kemudian pada tahun 1881 diganti dengan trem bermesin uap.
Baca juga: PT INKA Siapkan Tenaga Ahli untuk Kaji Pembangunan Jalur Trem di Bogor
Di era kemerdekaan, perusahaan pengelola trem dinasionalisasi pada tahun 1954 dan kemudian menjadi Perusahaan Pengangkutan Penumpang Djakarta atau PPD.
Lalu pada medio tahun 1960-an, Presiden Soekarno memerintahkan penghentian pengoperasian trem listrik di Ibu Kota.
Menurut Heri Sugiarto dalam bukunya yang berjudul "Overland: Dari Negeri Singa Ke Daratan Cina Jilid 2 (2018)", salah satu alasan yang membuat trem ini diberhentikan pengoperasiannya adalah pemikiran Presiden Soekarno yang menganggap bahwa trem kurang cocok untuk berada di Jakarta.
Presiden saat itu lebih menginginkan kehadiran kereta bawah tanah sebagai moda transportasi publik.
Bus PPD adalah nama populer untuk bus yang dikelola oleh Perusanaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (Perum PPD).
Bus PPD yang pertama beroperasi bermerek Leyland, yang merupakan bantuan Australia pada tahun 1956.
Setelah bertahun-tahun hilir mudik melayani warga Jakarta, sejak tahun 2004 pelan-pelan bus PPD ditinggalkan penumpangnya.
Pengguna mulai beralih kepada busway dan moda transportasi lain yang lebih nyaman.
Ada beberapa bus lain sejenis PPD yang dioperasikan perusahaan swasta seperti, bus Gamadi, Mayasari Bhakti, Bianglala dan sebagainya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.