Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Jakarta Pasca Libur Panjang, Kasus Aktif Covid-19 Naik 49 Persen hingga ICU Hampir Penuh

Kompas.com - 07/01/2021, 13:42 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengumumkan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa dan Bali mulai 11-25 Januari 2021. Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu daerah yang bakal menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat tersebut.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto, pembatasan itu akan diterapkan secara terbatas. Tujuannya, meminimalisasi penularan Covid-19.

Adapun, parameter penentuan suatu daerah yang harus menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat di antaranya angka kematian di suatu daerah berada di atas rata-rata nasional, angka kesembuhan di daerah berada di bawah rata-rata nasional.

Kemudian, angka kasus aktif di daerah di atas rata-rata nasional serta keterisian RS untuk ICU dan ruang isolasi di atas 70 persen.

Baca juga: Pembatasan Kegiatan Masyarakat Dinilai Dapat Kendalikan Kasus Covid-19 dengan Cepat

Bagaimana perkembangan Covid-19 di Jakarta saat ini?

Jakarta Catat Lonjakan Kasus Tertinggi Sejak Awal Pandemi

Provinsi DKI Jakarta catat penambahan kasus tertinggi pada Rabu (6/1/2020), yakni 2.402 kasus. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi sejak awal kasus Covid-19 pada Maret 2020.

Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Jakarta adalah 195.301 kasus. Dari jumlah tersebut, 175.441 orang dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan sebesar 89,8 persen.

Sementara itu, 3.401 orang dilaporkan meninggal dunia dengan tingkat kematian sebesar 1,7 persen.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada 67 klaster keluarga pasca libur Natal dan Tahun Baru 2021. Mayoritas klaster keluarga tersebut memiliki riwayat perjalanan keluar Jakarta.

Baca juga: 10 Kelurahan di Jakarta Timur dengan Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi

Dari 67 klaster tersebut, ada 210 kasus baru Covid-19 di Jakarta dan berpotensi bisa menularkan lebih luas lagi baik saat di perjalanan keluar kota maupun saat kembali ke Jakarta.

Kasus Aktif Naik 49 Persen dalam Sebulan

Saat ini, tercatat 16.450 pasien tengah menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit di Jakarta.

Sedangkan pada 6 Desember 2020, kasus aktif Covid-19 di Jakarta tercatat sebanyak 11.206 pasien. Artinya, jumlah kasus aktif tersebut naik sekitar 49 persen dalam kurun waktu sebulan.

Kenaikan kasus aktif pasca libur Natal dan Tahun Baru 2021 cukup signifikan dibanding periode November-Desember 2020. Pada 6 November 2020, tercatat 7.905 pasien tengah menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit. Artinya, kenaikan kasus aktif periode 6 November-6 Desember 2020 hanya 39 persen.

Baca juga: Jakarta Hadapi Ancaman Ruang ICU untuk Pasen Covid-19 Penuh

ICU Hampir Penuh

Lonjakan kasus Covid-19 membuat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit rujukan di Jakarta melebihi 70 persen.

Hingga 5 Januari 2021, sudah terisi 6.389 tempat tidur isolasi dari 7.447 tempat tidur yang disediakan. Artinya, keterisian tempat tidur isolasi sudah mencapai 86 persen.

Sementara itu, sudah terisi 783 tempat tidur ICU dari 953 tempat tidur yang disediakan. Artinya, keterisian tempat tidur ICU sudah mencapai 81 persen.

Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini mengatakan, tempat tidur ICU akan penuh pada Februari mendatang apabila tidak ada intervensi untuk menekan penularan Covid-19.

"Bila tidak dilakukan intervensi maka di bulan Februari itu kami untuk ICU sudah penuh," kata Weningtyas, Rabu (6/1/2021).

Weningtyas bahkan memprediksi penambahan kasus Covid-19 di Jakarta jauh lebih cepat dibandingkan penambahan tempat tidur ICU dan isolasi di rumah sakit rujukan.

Baca juga: Dinkes DKI: Bila Tak Ada Intervensi, ICU di Jakarta Penuh Februari 2021

"Kendalanya tentu penambahan kasus lebih cepat dibandingkan kemampuan pengembangan tempat tidur (ICU dan isolasi)," ujar Weningtyas.

Jumlah Tenaga Kesehatan Menipis

Masalah penanganan Covid-19 di Jakarta juga mencakup jumlah tenaga kesehatan

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Jakarta kini kekurangan 2.676 tenaga kesehatan untuk merawat pasien Covid-19.

Nantinya, Pemprov DKI akan menambah jumlah tenaga kesehatan secara bertahap mulai Januari 2021.

"Kemudian SDM-ya juga kurang dan perlu penambahan kompetensi dasar. Selain jumlah (tenaga kesehatan) juga kompetensinya (harus ditambah)," ujar Riza, Senin (4/1/2021).

Beban Jakarta pun semakin bertambah karena ada pasien Covid-19 yang bukan warga Jakarta ikut dirawat di RS rujukan di Jakarta.

Riza Patria menyatakan, tercatat 30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan di Jakarta merupakan warga kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

"(Sebanyak) 20 sampai 30 persen kasus di faskes DKI Jakarta adalah warga Bodetabek," kata Riza.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Pebisnis Judi 'Online' Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

4 Pebisnis Judi "Online" Bikin Aplikasi Sendiri lalu Raup Keuntungan hingga Rp 30 Miliar

Megapolitan
Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Remaja yang Tewas di Hotel Senopati Diduga Dicekoki Ekstasi dan Sabu Cair

Megapolitan
Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Pintu Air Bendung Katulampa Jebol, Perbaikan Permanen Digarap Senin Depan

Megapolitan
Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Masih Banyak Pengangguran di Tanah Tinggi, Kawasan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Dinas SDA DKI: Normalisasi Ciliwung di Rawajati Bisa Dikerjakan Bulan Depan

Megapolitan
Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Warga Miskin Ekstrem di Tanah Tinggi Masih Belum Merasakan Bantuan, Pemerintah Diduga Tidak Tepat Sasaran

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Mobil Rubicon Mario Dandy Tak Laku Dilelang

Megapolitan
Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Tiktoker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi mulai Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com