JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengumumkan pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat di Jawa dan Bali mulai 11-25 Januari 2021. Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu daerah yang bakal menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat tersebut.
Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto, pembatasan itu akan diterapkan secara terbatas. Tujuannya, meminimalisasi penularan Covid-19.
Adapun, parameter penentuan suatu daerah yang harus menerapkan pembatasan kegiatan masyarakat di antaranya angka kematian di suatu daerah berada di atas rata-rata nasional, angka kesembuhan di daerah berada di bawah rata-rata nasional.
Kemudian, angka kasus aktif di daerah di atas rata-rata nasional serta keterisian RS untuk ICU dan ruang isolasi di atas 70 persen.
Baca juga: Pembatasan Kegiatan Masyarakat Dinilai Dapat Kendalikan Kasus Covid-19 dengan Cepat
Bagaimana perkembangan Covid-19 di Jakarta saat ini?
Provinsi DKI Jakarta catat penambahan kasus tertinggi pada Rabu (6/1/2020), yakni 2.402 kasus. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi sejak awal kasus Covid-19 pada Maret 2020.
Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Jakarta adalah 195.301 kasus. Dari jumlah tersebut, 175.441 orang dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan sebesar 89,8 persen.
Sementara itu, 3.401 orang dilaporkan meninggal dunia dengan tingkat kematian sebesar 1,7 persen.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat ada 67 klaster keluarga pasca libur Natal dan Tahun Baru 2021. Mayoritas klaster keluarga tersebut memiliki riwayat perjalanan keluar Jakarta.
Baca juga: 10 Kelurahan di Jakarta Timur dengan Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi
Dari 67 klaster tersebut, ada 210 kasus baru Covid-19 di Jakarta dan berpotensi bisa menularkan lebih luas lagi baik saat di perjalanan keluar kota maupun saat kembali ke Jakarta.
Saat ini, tercatat 16.450 pasien tengah menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit di Jakarta.
Sedangkan pada 6 Desember 2020, kasus aktif Covid-19 di Jakarta tercatat sebanyak 11.206 pasien. Artinya, jumlah kasus aktif tersebut naik sekitar 49 persen dalam kurun waktu sebulan.
Kenaikan kasus aktif pasca libur Natal dan Tahun Baru 2021 cukup signifikan dibanding periode November-Desember 2020. Pada 6 November 2020, tercatat 7.905 pasien tengah menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit. Artinya, kenaikan kasus aktif periode 6 November-6 Desember 2020 hanya 39 persen.
Baca juga: Jakarta Hadapi Ancaman Ruang ICU untuk Pasen Covid-19 Penuh
Lonjakan kasus Covid-19 membuat keterisian tempat tidur isolasi dan ICU di rumah sakit rujukan di Jakarta melebihi 70 persen.
Hingga 5 Januari 2021, sudah terisi 6.389 tempat tidur isolasi dari 7.447 tempat tidur yang disediakan. Artinya, keterisian tempat tidur isolasi sudah mencapai 86 persen.
Sementara itu, sudah terisi 783 tempat tidur ICU dari 953 tempat tidur yang disediakan. Artinya, keterisian tempat tidur ICU sudah mencapai 81 persen.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini mengatakan, tempat tidur ICU akan penuh pada Februari mendatang apabila tidak ada intervensi untuk menekan penularan Covid-19.
"Bila tidak dilakukan intervensi maka di bulan Februari itu kami untuk ICU sudah penuh," kata Weningtyas, Rabu (6/1/2021).
Weningtyas bahkan memprediksi penambahan kasus Covid-19 di Jakarta jauh lebih cepat dibandingkan penambahan tempat tidur ICU dan isolasi di rumah sakit rujukan.
Baca juga: Dinkes DKI: Bila Tak Ada Intervensi, ICU di Jakarta Penuh Februari 2021
"Kendalanya tentu penambahan kasus lebih cepat dibandingkan kemampuan pengembangan tempat tidur (ICU dan isolasi)," ujar Weningtyas.
Masalah penanganan Covid-19 di Jakarta juga mencakup jumlah tenaga kesehatan
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Jakarta kini kekurangan 2.676 tenaga kesehatan untuk merawat pasien Covid-19.
Nantinya, Pemprov DKI akan menambah jumlah tenaga kesehatan secara bertahap mulai Januari 2021.
"Kemudian SDM-ya juga kurang dan perlu penambahan kompetensi dasar. Selain jumlah (tenaga kesehatan) juga kompetensinya (harus ditambah)," ujar Riza, Senin (4/1/2021).
Beban Jakarta pun semakin bertambah karena ada pasien Covid-19 yang bukan warga Jakarta ikut dirawat di RS rujukan di Jakarta.
Riza Patria menyatakan, tercatat 30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit rujukan di Jakarta merupakan warga kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
"(Sebanyak) 20 sampai 30 persen kasus di faskes DKI Jakarta adalah warga Bodetabek," kata Riza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.