Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggap Darurat, Wali Kota Depok Setuju Covid-19 Jabodetabek Ditangani Pemerintah Pusat

Kompas.com - 21/01/2021, 12:42 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku setuju dengan usul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar pemerintah pusat mengintegrasikan penanganan Covid-19 di Jabodetabek.

Idris mengatakan, usulan serupa sudah pernah ia layangkan jauh sebelum Anies mengemukakannya belakangan ini.

"Setuju. Terus terang, itu memang ide dan usulan saya sejak awal kejadian, definitif ketika kasus memuncak pada Juni 2020," jelas Idris kepada Kompas.com, Kamis (21/1/2021).

"Tapi, saat itu, kami Depok masih mampu meningkatkan sarana-prasarana dan fasilitas penanganan," ujarnya.

Baca juga: Memburuknya Pandemi Covid-19 di Jakarta dan Permintaan Pemerintah Pusat Turun Tangan

Idris lantas membandingkan situasi pada Juni 2020 dengan sekarang. Menurut dia, pemerintah pusat sudah seharusnya turun tangan agar penanganan Covid-19 di Jabodetabek dapat terintegrasi lebih baik.

"Saat ini memang sudah darurat, perlu ditangani secara kolaboratif dengan Jabodetabek, saat semua fasilitas kesehatan full terisi pasien," katanya.

Saat ini, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok mengakui bahwa penanganan Covid-19 secara kolaboratif antarwilayah Jabodetabek, praktis baru terjadi pada sisi rujukan pasien.

"Saat ini koordinasi, kerja sama antara rumah sakit di Jabodetabek cukup. Ketika salah satu daerah penuh, ada yang kosong, maka saling membantu," jelas juru bicara satgas, Dadang Wihana, Kamis.

"Di Jakarta pasti banyak pasien-pasien dari wilayah luar Jakarta. Depok pun beberapa rumah sakit ada juga yang pasien dari luar Depok, misalnya di RS UI atau di RS Bhayangkara/Brimob. Hal ini cukup baik karena di masa pandemi kita harus sama-sama bekerja sama dalam rangka merawat pasien yang membutuhkan perawatan," ungkapnya.

Baca juga: 4.501 Warga Depok Masih Positif Covid-19, Terbanyak Selama Pandemi

Hingga data diperbarui kemarin, ada 4.501 pasien Covid-19 di Depok yang masih harus menjalani isolasi maupun dirawat di rumah sakit.

Jumlah ini merupakan yang terbanyak selama hampir 11 bulan pandemi.

Sementara itu, keterisian tempat tidur isolasi pasien Covid-19 di rumah sakit sudah di atas 80 persen.

Sedangkan sisa ruang ICU tinggal 4-5 ruangan atau setara 8 persen dari total 59 ICU.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya meminta agar pemerintah pusat turun tangan mengambil alih orkestra penanganan Covid-19 di daerah Jabodetabek.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, Anies meminta hal tersebut agar fungsi rumah sakit daerah sekitar Jakarta bisa lebih maksimal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com