Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan tentang Pasar Muamalah Depok: Beroperasi sejak 7 Tahun lalu dan Gunakan Koin Khusus

Kompas.com - 09/02/2021, 09:30 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber Kompas TV

JAKARTA, KOMPAS.com - "Pasar Muamalah" di Beji, Depok, Jawa Barat, mendapat sorotan publik baru-baru ini karena menggunakan alat tukar selain Rupiah untuk melakukan transaksi jual beli.

Alat tukar tersebut adalah koin emas dan perak murni, dinar-dirham, yang dibuat khusus oleh penggagas pasar, Zaim Saidi.

Zaim sendiri kini telah ditahan oleh pihak kepolisian karena melanggar hukum pidana, tepatnya pasal 9 undang-undang (UU) No. 1 Tahun 1946.

Baca juga: Zaim Saidi Ditahan Polisi dalam Kasus Pasar Muamalah di Depok, Ini Sebabnya

Di sana tertulis bahwa membuat benda semacam mata uang dan menggunakannya sebagai alat pembayaran merupakan tindakan melanggar hukum. Ancamannya adalah hukuman penjara maksimal 15 tahun.

Selain melanggar UU tentang Hukum Pidana, transaksi menggunakan dinar-dirham di pasar tersebut juga melanggar UU No. 7 Tahun 2011 tentang mata uang. Ancaman hukumannya adalah penjara maksimal 1 tahun dan denda Rp 200 juta.

Dari penelusuran jurnalis Kompas TV Aiman Witjaksono di lokasi, ditemukan sejumlah fakta terkait pasar tersebut. Berikut rangkumannya:

Baca juga: Ketua PBNU Minta Polisi Hati-hati Usut Kasus Pasar Muamalah yang Transaksi Pakai Dinar dan Dirmah


Sudah beroperasi 7 tahun

Berdasarkan hasil penelusuran Aiman di lapangan, diketahui bahwa pasar yang berdiri di depan jajaran rumah toko (ruko) tersebut sudah beroperasi sekian tahun lamanya, tepatnya sejak 2014.

Fauzi, pemilik warteg di sekitar lokasi, mengatakan pasar tersebut hanya buka pada hari Minggu.

Terdapat kurang lebih 10 kios yang menjual beraneka ragam komoditas.

"Barang yang dijual seperti "sendal nabi", sembako, kaos, dan madu," ujarnya.

Fauzi mengaku tidak mengenali para pedagang di pasar tersebut. Namun, para pembeli merupakan warga sekitar.

Baca juga: Fakta-fakta Penangkapan Zaim Saidi, Pendiri Pasar Muamalah Depok

Menggunakan koin khusus

Aiman secara eksklusif mendapatkan koin yang biasa digunakan di pasar muamalah tersebut.

Koin itu merupakan koin perak (dirham) khusus, yang di sebuah sisinya tertulis "Amirat Nusantara" dan "Amir Zaim Saidi".

Satu koin dirham berbobot hampir 3 gram, harganya setara dengan Rp 73.500 per kepingnya.

Selain itu juga terdapat koin dinar yang mengandung emas 22 karat seberat 4,25 gram. Satu koinnya memiliki harga setara Rp 4 juta.

Halaman:


Terkini Lainnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com