JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika masih menjalani masa kampanye sebagai calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, optimis masalah banjir Ibu Kota dapat diselesaikan di bawah kepemimpinannya.
Menurut Anies, ada empat hal utama yang akan ia lakukan jika terpilih sebagai gubernur DKI Jakarta, yakni:
"Jadi air dari hulu diamankan, yang di tengah dipastikan turun ke bawah, dan di hilir kita bereskan," ujar Anies dalam acara "Jakarta Kece-Bagaimana Cara Ahok dan Anies Mengatasi Banjir?" yang ditayangkan stasiun televisi Netmediatama pada 13 Desember 2016.
Baca juga: Jakarta Banjir Lagi, Apa yang Sudah Dilakukan Pemprov DKI?
Anies menilai, penting untuk memastikan air masuk ke dalam tanah, bukan hanya sekedar dialirkan melalui proyek normalisasi sungai yang dilakukan gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Konsep (memasukkan air ke dalam tanah) seperti ini yang kami tawarkan, dan kami percaya dengan pendekatan seperti ini, secara bertahap masalah banjir di Jakarta bisa diselesaikan," pungkasnya.
Di dalam acara Jakarta Kece tersebut, Anies mengatakan akan merangkul Pemda Jawa Barat dan Kabupaten Bogor dalam upaya mengurangi debit air kiriman ke Jakarta saat hujan melanda.
"Salah satu kekuatan yg kami tawarkan adalah kekuatan persuasi negosiasi. Bicara," tegasnya.
Baca juga: Jakarta Selalu Banjir Setelah Hujan Deras, Salah Siapa?
Namun, di tahun keempat kepemimpinannya, tidak terlihat adanya kolaborasi yang terjalin antara Pemprov DKI dan wilayah penyangganya dalam menangani banjir kiriman.
Anies malah menuding daerah penyangga, yakni Depok dan Bogor di Jawa Barat, sebagai penyebab terjadinya banjir di Jakarta.
"Kalau teman-teman lihat di bawah, catatan bahwa air kiriman dari kawasan hulu (Bogor) dan kawasan tengah (Depok) sekarang dalam perjalanan ke Jakarta," jelas Anies di Pintu Air Manggarai, Sabtu (20/2/2021).
"Nah, dalam perjalanan ke Jakarta itu tentu berdampak pada kawasan-kawasan di sekitarnya," ujarnya menambahkan, seperti ditayangkan Kompas TV.
Baca juga: Mungkinkah Jakarta Bebas Banjir?
Sementara itu, dalam hal membangun sumur resapan, Pemprov DKI baru merealisasikan 0,29 persen dari target yang akan diraih pada 2020-2022.
Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Jusuf mengatakan, sebanyak 2.974 sumur resapan sudah dibangun pada tahun 2020. Target yang ingin dicapai hingga 2022 adalah 1 juta sumur resapan.
Juaini beralasan, belum masifnya pembangunan sumur resapan dikarenakan Pemprov DKI Jakarta baru menggandeng dua vendor.
Karenanya, ke depan, proyek tersebut akan digenjot dengan melibatkan 100 vendor.
Baca juga: Target 1 Juta Sumur Resapan Atasi Banjir Jakarta, Pemprov Baru Bangun 2.974 Titik
Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta Dudi Gardesi, dalam paparan virtual antisipasi banjir Jakarta menjelaskan bahwa sejumlah langkah antisipasi sudah dilakukan.
Di antara upaya tersebut adalah gerebek lumpur dengan mengeruk saluran kali, sungai, dan waduk, serta pemeliharaan pompa.
Sebanyak 23 waduk, 93 titik sungai, dan 390 saluran penghubung sudah dikeruk oleh Dinas SDA DKI Jakarta di tahun 2020, seperti dilansir Kompas.id.
”Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta (juga) menyiapkan 487 pompa stasioner di 178 lokasi, 175 pompa mobile di 5 wilayah, 257 alat berat, 465 dump truck, 36 pintu air, dan 8.101 personel (Pasukan Biru),” kata Dudi.
Kendati demikian, upaya yang telah dilakukan itu belum cukup untuk membebaskan Jakarta dari banjir.
Banjir lagi-lagi menggenangi sejumlah wilayah Ibu Kota. Bahkan, kondisinya semakin memburuk dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada Sabtu (20/2/2021), Jalan Kemang Raya di Jakarta Selatan terendam banjir, yang mencapai ketinggian hingga 2 meter.
Wilayah Cipinang Melayu di Jakarta timur yang sebelumnya diklaim bebas banjir pun ikut terendam. Ketinggian air mencapai 2 hingga 4 meter pada Sabtu pagi.
Setidaknya 200 RT di Jakarta tergenang banjir pada akhir pekan kemarin.
Anies mengabarkan banjir telah surut di seluruh titik pada Senin (22/2/2021) dini hari.
Baca juga: Banjir di Jakarta, Anies Baswedan: Atas Izin Allah, Satu Hari Kering
(Kompas.com/Rosiana Haryanti; Kompas.id/ Helena F Nababan, Laraswati Ariadne Anwar)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.