Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala BPPBJ DKI Dinonaktifkan karena Dugaan Pelecehan, Blessmiyanda: Difitnah Itu Makanan Saya Tiap Hari

Kompas.com - 25/03/2021, 14:31 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI Jakarta Blessmiyanda dibebastugaskan pada Rabu (24/3/2021) karena dugaan pelecehan seksual.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Inspektorat DKI Jakarta, Saefuloh Hidayat, yang saat ini tengah melakukan pemeriksaan terhadap Blessmiyanda.

"(Pelecehan seksual) itu kan materi pemeriksaannya," ujar Saefuloh kepada wartawan, Rabu.

Namun, ia tidak memberi keterangan rinci terkait kasus tersebut karena buru-buru ingin menghadiri sebuah rapat.

"Nanti suatu saat saya akan sampaikan," imbuhnya.

Sementara itu, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengaku sudah melakukan konfirmasi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait dugaan kasus pelecehan tersebut.

Baca juga: LPSK Benarkan Dugaan Pelecehan Seksual oleh Kepala BPPBJ DKI Blessmiyanda

LPSK juga mengatakan sudah mendapat keterangan dari korban.

"Ya (benar terjadi), kami sudah konfirmasi dugaan pelecehan seksual tersebut. Korban juga sudah komunikasi dengan LPSK," ujar Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi, Kamis (25/3/2021).

Edwin mengatakan, Blessmiyanda diduga melakukan pelecehan seksual terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bekerja sebagai bawahannya di BPPBJ DKI.

LPSK saat ini sedang memantau perkembangan kasus tersebut. Pihaknya siap melindungi saksi dan korban apabila kasus pelecehan sudah dilaporkan ke penegak hukum.

"LPSK siap melindungi korban dan saksi jika memang mereka membutuhkan layanan perlindungan kami. Apalagi berdasarkan UU 31/2014 tentang Perlindungan Saksi dan Korban, kekerasan seksual merupakan tindak pidana yang korbannya mendapat prioritas perlindungan dari LPSK," kata Edwin.

Baca juga: Kepala BPPBJ DKI Pernah Dipuji, Didemosi, dan Kini Terbelit Kasus Pelecehan Seksual

Bantahan Blessmiyanda

Blessmiyanda sebelumnya mengaku bahwa dirinya dibebastugaskan dari Kepala BPPBJ DKI Jakarta. Namun, menurutnya alasan pembebastugasan itu adalah perkara kinerjanya di badan tersebut.

"Resminya (pemeriksaan) memang masalah kinerja, memang begitu," katanya saat dihubungi melalui telepon, Kamis.

Ia merasa tuduhan pelecehan seksual itu adalah fitnah. Meski demikian, Blessmiyanda mengaku sudah biasa dengan tuduhan seperti itu.

"Saya kalau ancam, diaduin, difitnah itu makanan tiap hari," ucapnya.

Sebelumnya dikabarkan bahwa akun anonim di sosial media Instagram membagikan cerita tentang pelecehan seksual yang ia terima dari Blessmiyanda.

Baca juga: Kepala BPPBJ Jakarta Klaim Diperiksa Inspektorat karena Masalah Kinerja, Bukan Pelecehan Seksual

Kompas.com tengah mencoba mencari konfirmasi dari terduga korban pelecehan seksual tersebut.

Di kesempatan yang berbeda, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membenarkan soal penonaktifan Blessmiyanda.

Namun, ia tidak mengonfirmasi kebenaran tentang isu pelecehan seksual tersebut.

Riza enggan mengeluarkan pernyataan sebelum Inspektorat mengeluarkan hasil pemeriksaan resmi.

"Saya belum tahu sejauh itu. Saya kira saya tidak ingin berlebihan, hati-hati, harus teliti terkait berbagai informasi," ucap Ariza.

"Kita beri kesempatan pada yang bersangkutan untuk menyampaikan, menjelaskan, dan juga pada inspektorat," lanjutnya.

Untuk itu, Riza meminta masyarakat tetap berprasangka baik dan tidak berspekulasi.

Baca juga: Anies Nonaktifkan Kepala BPPBJ Karena Dugaan Pelecehan Seksual, Wagub DKI: Mari Berprasangka Baik

Profil Blessmiyanda

Pria kelahiran Bengkulu tahun 1969 ini menduduki jabatan Kepala BPPBJ DKI Jakarta pada 2015, saat era kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Saat itu Ahok memuji Blessmiyanda sebagai salah satu assessor atau juru taksir terbaik Indonesia.

"Di Indonesia cuma ada 13 assessor pengadaan barang yang memiliki sertifikat, salah satunya ini Pak Blessmiyanda," ujar Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (4/9/2015).

Ia berharap, Blessmiyanda dapat menyelesaikan proses lelang dengan baik serta dapat memaksimalkan penyerapan anggaran.

Namun pada 2017, penerus Ahok yakni Djarot Saiful Hidayat mendemosi Blessmiyanda menjadi Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup.

Baca juga: Profil Kepala BPPBJ DKI Jakarta yang Dinonaktifkan Anies, Pernah Dipuji Ahok dan Didemosi Djarot

Djarot merasa Blessmiyanda lamban dalam bekerja. Sebelumnya, di tahun 2016, Ahok juga pernah menyoroti serapan anggaran yang rendah, salah satunya karena kegagalan lelang.

"Kurang cepet aja dia," ujar Djarot saat mendemosi Blessmiyanda.
Pada 2018, Gubernur DKI Jakarta selanjutnya yakni Anies Baswedan merotasi 11 pejabat eselon II, termasuk Blessmiyanda.

Ia kembali diangkat menjadi kepala BPPBJ DKI Jakarta. Anies menyebut perombakan pejabat itu untuk mempercepat pelayanan kepada masyarakat.

"Bagian dari dinamika normal organisasi sebagai organisasi yang terus-menerus melakukan kecepatan kinerja pelayanan, maka memastikan selalu ada penyegaran adalah kewajaran untuk tumbuh kembangnya organisasi," ujar Anies.

(Penulis : Singgih Wiryono | Editor : Sandro Gatra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com