Erviliana juga membantah ada papan yang memuat nama-nama target pembunuhan John.
"Tidak, yang saya lihat di papan itu jadwal papa pelayananan dari gereja ini ke gereja ini," kata Erviliana.
"Untuk target (pembunuhan) itu tidak sama sekali," lanjutnya.
Ia menyatakan tak pernah mendengar rencana John melakukan kekerasan apa pun kepada Nus.
Dalam sidang sidang sebelumnya, Nus Kei menyatakan bahwa namanya tertulis dalam daftar papan nama 'target operasi' John Kei dan anak buahnya. Hal itu dia ketahui dari salah seorang rekannya pada malam ebelum penyerangan dua rekannya pada 21 Juni 2020.
Selain membantah adanya papan target operasi, Erviliana juga membantah ada rapat untuk merencanakan pembunuhan Nus di rumahnya pada 20 Juni 2020.
Erviliana justru mengungkapkan detik-detik penangkapan John di kediamannya di Perumahan Titian, Bekasi, pada 21 Juni 2020.
"Itu jam 9 (malam). Pada malam penangkapan, saya, papa, mama, cucu-cucu lagi bercanda-bercanda, sedang ngobrol-ngobrol,"kata Erviliana.
"Tiba-tiba terdengar suara senjata terus-menerus, kami kaget, (ada) tembakan terus-menerus," ungkapnya
Menurut Erviliana, rumah mereka didobrak petugas.
"Kami kayak diserang, didobrak, dor dor dor," kata Erviliana.
Ia kemudian keluar rumah dan melihat setidaknya 30 orang keluarganya ditangkap, termasuk adik kandung Erviliana.
Erviliana mengaku melihat lima orang terdakwa yang kini ditahan bersama dengan John di Polda Metro Jaya.
"Saya lihat mereka babak belur, saya lihat mereka semua berdarah," kata Erviliana.
Sejumlah barang dari dalam rumah John, kata Erviliana, diambil pada malam penangkapan.
"Yang diambil samurai (pedang) pajangan, beberapa handphone, itu yang di dalam rumah saya ya," jelasnya.
Saksi Igo menyatakan, dirinya pernah diinstruksikan John untuk menagih utang Rp 1 miliar kepada Nus Kei.
"Saya disuruh menagih ke Nus tiga kali, dua kali ketemu," kata Igo dalam persidangan.
Saat ditagih, Nus mengatakan akan menemui John untuk mengurus permasalahan utang.