Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat di Angka 5 Persen, Positivity Rate Kasus Baru Covid-19 di Jakarta Kembali Naik dan Tembus 10 Persen

Kompas.com - 04/05/2021, 12:07 WIB
Theresia Ruth Simanjuntak

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di DKI Jakarta terindikasi mengalami peningkatan belakangan menurut angka positivity rate, menjelang libur Lebaran 2021.

Positivity rate adalah persentase yang didapatkan dari jumlah kasus harian dibagi dengan jumlah pemeriksaan harian dan dikalikan dengan 100.

Baca juga: Utang Nyawa Eks Preman Tanah Abang Hercules kepada Prabowo Subianto

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta, positivity rate kasus baru harian di Ibu Kota kembali di atas 10 persen.

Pada Sabtu (1/5/2021), positivity rate di Jakarta tercatat sebesar 12,3 persen. Perinciannya, dari 6.957 orang yang dites dengan metode PCR, sebanyak 854 orang dinyatakan positif Covid-19.

Lalu, pada Minggu (2/5/2021), ada 6.765 orang yang dites dan 757 orang di antaranya terpapar Covid-19. Positivity rate pada hari tersebut mencapai 11,2 persen.

Sebagai catatan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan standar positivity rate Covid-19 sebesar 5 persen.

"Positivity rate di atas 10 persen itu artinya masih serius," ujar epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman pada awal April lalu.

Baca juga: Kenangan Mantan Preman Hercules: Hampir Tiap Malam Ada Orang Mati di Tanah Abang

Sempat turun

Menurut data Dinkes DKI, positivity rate kasus harian di Jakarta dalam seminggu terakhir sempat berada di angka 5 persen.

Hal itu terjadi pada Senin (26/4/2021) di mana sebanyak 393 dari 7.856 orang yang dites PCR dinyatakan positif Covid-19.

Berikut data positivity rate selama sepekan terakhir:

  • 2 Mei 2021: 11,2 persen
  • 1 Mei 2021: 12,3 persen
  • 30 April 2021: 9,3 persen
  • 29 April 2021: 8,1 persen
  • 28 April 2021: 10,3 persen
  • 27 April 2021: 5,9 persen
  • 26 April 2021: 5,0 persen

Baca juga: Menangis Sesenggukan di Persidangan, Ketua Panitia Maulid Minta Maaf ke Rizieq Shihab

Penyebab positivity rate tinggi

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu pernah mengungkapkan 3 hipotesis penyebab tingginya positivity rate Covid-19.

Pertama, menurut Budi, pihak Kemenkes telah mengamati bahwa banyak data dari hasil tes swab PCR yang jika hasilnya negatif, tidak langsung dikirim ke sistem data pusat.

Pemeriksaan positif bisa langsung dicatat agar pasien bisa langsung diisolasi.

Sehingga, data yang diterima Kemenkes lebih banyak merupakan data kasus positif Covid-19.

"Sehingga hasil pemeriksaan negatif tidak dimasukkan. Sebab lainnya, pemeriksaan positif dicatat agar segera bisa diisolasi. Ini mengakibatkan positivity rate naik," ujar Budi, Rabu (17/2/2021).

Hipotesis lain dari Budi adalah jumlah pemeriksaan atau testing Covid-19 kurang sementara kasus positif di masyarakat kemungkinan banyak.

Menurut data Dinkes DKI, jumlah orang yang dites dengan PCR belakangan sulit menembus 10.000.

Baca juga: Hanya Orang-orang Ini yang Boleh Dapat SIKM di Jakarta

Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) pernah mencanangkan target testing Covid-19 di Ibu Kota sebanyak 10.000 per hari.

"Kita tingkatkan terus jumlahnya (testing) dari yang 5.000 (orang per hari), 6.000 (orang per hari), sudah mencapai rata-rata per hari bisa 8.000-9.000. Kita akan terus mengejar sampai 10.000 (orang) per hari," ujar Ariza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu (21/10/2020).

Adapun jumlah orang yang dites PCR dalam sepekan terakhir adalah sebagai berikut:

2 Mei 2021: 6.765 orang
1 Mei 2021: 6.957 orang
30 April 2021: 9.962 orang
29 April 2021: 9.712 orang
28 April 2021: 9.559 orang
27 April 2021: 10.830 orang
26 April 2021: 7.856 orang.

Hipotesis ketiga dari Budi adalah masih banyak laboratorium yang belum konsisten memasukkan laporan hasil pemeriksaan.

Hal itu menyebabkan ada data yang terlambat dilaporkan atau mengalami penumpukan sehingga mempengaruhi tingginya positivity rate.

"Kami ingin pastikan data yang dilaporkan lengkap dan ontime. Jadi jangan tertunda terlalu lama sehingga kita bisa lihat positivity rate sebenarnya untuk mengambil kebijakan lebih cepat," ucap Budi.

(Reporter: Dian Erika Nugraheny / Editor: Icha Rastika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com