S lantas menendang pelaku dan berteriak di dalam KRL.
"Terus saya refleks nendang sekenceng-kencengnya, saya teriak di KRL. Orang-orang juga cuman bengong, mungkin orang-orang nggak ada yang engeh, karena sepadat itu," urainya.
S menceritakan kronologi itu ke para penumpang. Lalu, ia dan pelaku dibawa petugas ke pos keamanan Stasiun Jatinegara.
Baca juga: Dua Petugas KAI Tewas Tertabrak di Jalur Rel Stasiun Cisauk
Saat diinterogasi di pos keamanan, pelaku sama sekali tidak mengakui perbuatannya kepada petugas.
Yang membuat S kemudian semakin marah, petugas tidak dapat memproses kejadian itu karena meminta bukti dan saksi.
"Akhirnya saya marah. Petugas pun bilang enggak bisa bantu proses karena minta barang bukti dan saksi," kata S.
S sesungguhnya membawa saksi, yakni teman kantornya. Akan tetapi, posisi saksi yang agak jauh dan hanya melihat ketika S tengah menendang pelaku dianggap petugas tidak cukup dijadikan sebagai kesaksian.
Petugas bahkan hanya meminta pelaku meminta maaf ke korban.
"Saya marah. Mana mungkin saya halu, marah-marah enggak jelas. Petugas pun malah ngomong minta maaf aja, seolah-olah saya cuma mengada-ada," bebernya.
Atas kejadian itu, S mengaku trauma.
"Saya sangat trauma apalagi dalam keadaan PSBB kaya gini kereta masih ramai padat sekali," aku S.
S menambahkan, ia merekam momen pelaku tidak mau mengaku di pos keamanan tersebut.
Momen itu kemudian diunggah S di media sosial. Teman-temannya juga melakukan hal serupa.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.