Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2021, 13:31 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 128 siswa SDN Pademangan Barat 11, Jakarta Utara mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Rabu (9/6/2021).

Kepala Sekolah SDN Pademangan Barat 11 Ramaita mengatakan, para siswa dibagi ke delapan kelas dengan kapasitas 50 persen.

"Yang diadakan piloting kelas empat, lima dan enam. Kita mengadakan tatap muka hari ini kelas 4. Ada 4 troumble, dibuat 8 kelas satu kelas isinya 16 siswa," kata Ramaita kepada Kompas.com.

Baca juga: Siswa: Akhirnya Sekolah Tatap Muka... Senang Banget

Adapun SDN Pademangan Barat 11 telah melangsungkan proses pembelajaran tatap muka terbatas tahap pertama yang dimulai 7 April 2021 lalu.

Sekolah yang memiliki total 736 siswa ini kembali menjalani uji coba PTM terbatas tahap kedua.

Ramaita menjelaskan, para siswa mengikuti PTM terbatas wajib mematuhi protokol kesehatan yang ketat.

Jalur keluar masuk pun dibagi menjadi dua untuk menghindari para siswa berpapasan.

Baca juga: Bosan Belajar Daring, Siswa dan Guru SDN Cawang 01 Senang Jalani Sekolah Tatap Muka

"Prokes kita siapkan pengukuran suhu, tempat cuci tangan, anak tidak duduk bersanding, anak juga dikasih nomor bangkunya supaya tidak berpindah," tutur Ramaita.

Setiap kelas akan diawasi oleh dua guru yakni guru yang mengajar dan guru pendamping, yang akan mengantarkan para siswa yang hendak ke toilet.

Selain itu, dalam proses belajar yang berlansgung dari pukul 07.00-10.00 WIB ini, guru tidak diperbolehkan melakukan kontak fisik terhadap siswa dan menggunakan proyektor saat mengajar.

"Pelajarannya hanya yang esesinsial seperti matematika, ipa dan bahasa. Semua guru pakai teknologi, tidak ada kontak fisik," ucapnya.

Baca juga: Belajar Tatap Muka di SDN 05 Jagakarsa, Kepsek: Sehari Masuk, Sehari Libur untuk Semprot Disinfektan

Tak lama setelah proses wawancara Kompas.com dengan pihak sekolah, waktu telah menunjukan pukul 10.00 WIB.

Nampak seorang pria mengatur sejumlah anak untuk berbaris. Dari barisan paling depan, seorang wanita berkerudung melakukan pengecekan suhu kepada anak-anak itu.

Setelah itu, mereka kembali diminta untuk mencuci tangan sebelum meninggalkan sekolah.

Ramaita menambahkan, para siswa bergantian untuk meninggalkan sekolah dengan tetap menjaga protokol kesehatan.

"Kita membuat supaya jangan sampai tatap muka ini membuat klaster baru," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com