Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alarm dari RS Wisma Atlet, Pasien Positif Dipulangkan hingga "Teror" Sirene

Kompas.com - 23/06/2021, 20:49 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi Covid-19 yang kian mengkhawatirkan di Ibu Kota Jakarta tecermin dari keadaan di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Salah satu pasien yang pernah dirawat di sana, James Andi Parinding, mengaku rumah sakit tersebut menerima pasien tiada henti.

Pasien positif dipulangkan

Bahkan, demi menampung pasien baru bergejala berat, pasien yang masih positif Covid-19 tetapi sudah membaik kondisinya diminta untuk pulang.

"Sebenarnya bokap sama nyokap saya masih positif, tapi disuruh pulang karena RS Wisma Atlet masih mau dimasukin pasien baru," ujar James kepada Kompas.com, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: PPKM di Jakarta Diperketat: Barbershop, Kolam Renang, hingga Bioskop Kembali Ditutup

Sebelumnya, Andi dirawat di sana beserta ibu, bapak, dan dua orang adiknya sejak 9 Juni lalu.

James mengatakan, kondisi ayah dan ibunya sudah membaik meski masih berstatus positif Covid-19. Dokter spesialis paru-paru juga sudah memberi lampu hijau bagi mereka untuk isolasi mandiri di rumah.

Ia memaklumi bahwa saat ini Covid-19 di Jakarta terus melonjak, sedangkan kapasitas di RS Wisma Atlet maupun RS rujukan Covid-19 terbatas.

"Pasien tiap hari banyak sekali yang masuk," katanya.

Sampai Rabu (23/6/2021) pukul 08.00 WIB pagi ini, tercatat ada 8.096 pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet. Jumlah itu bertambah 299 orang dibandingkan Selasa kemarin.

Dengan begitu, 90 persen dari kapasitas rumah sakit tersebut sudah terisi.

Baca juga: Daftar 106 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta

 

Bunyi sirene ambulans silih berganti

James juga menyaksikan bagaimana pasien terus berdatangan ke RS Wisma Atlet, ditandai dengan bunyi sirene ambulans.

"Selama saya di sana itu setiap setengah jam pasti selalu mendengar ambulans yang membawa pasien yang terpapar," ujarnya.

Sementara, untuk bisa masuk dirawat di rumah sakit tersebut sangatlah susah.

James mengatakan, butuh waktu satu hari semenjak dirinya dinyatakan positif Covid-19 hingga bisa masuk ke Wisma Atlet.

Baca juga: Perpanjangan PPKM Mikro DKI Jakarta: WFH Wajib 75 Persen, Ibadah Kembali di Rumah

Bersama pasien positif lain, James diantar oleh pihak puskesmas menggunakan bus sekolah.

"Sampai di sana sudah banyak sekali pasien yang menunggu antrean untuk mendaftar ulang biar dapat kamar. Saya mengurus pendaftaran kurang lebih 2-3 jam," kata James.

Setelah melakukan pendaftaran dan dicek kesehatannya, barulah James mendapat ruangan di Tower 7 lantai 23.

(Penulis : Ihsanuddin/ Editor : Sandro Gatra, Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com