Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Melonjak Drastis, Dinkes Depok: Puskesmas Keteteran

Kompas.com - 24/06/2021, 16:45 WIB
Vitorio Mantalean,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Depok yang melonjak drastis dalam 2-3 pekan terakhir membuat puskesmas mulai kedodoran.

Padalah, puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan masyarakat yang paling dekat dengan warga.

"Puskesmas kan memang tenaganya tidak banyak dan juga banyak yang kena, terpapar, kan mereka manusia juga, bisa terpapar (Covid-19)," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Novarita kepada Kompas.com, Kamis (24/6/2021).

"Ketika dia terpapar kan ada pengurangan tenaga yang melaksanakan tugas, sedangkan tugasnya semakin meningkat. Jadi memang agak keteteran," kata dia.

Baca juga: ICU Covid-19 di Depok Sudah Terisi 101 Persen, RS Terpaksa Pilih-pilih Pasien

Ia mengungkapkan, tenaga-tenaga yang terbatas di setiap puskesmas juga harus dibagi lagi untuk menangani poli infeksius, poli noninfeksius, dan mereka yang bertugas melakukan program-program lain, termasuk di antaranya menangani ibu hamil.

Untuk menangani Covid-19 saja, petugas puskesmas harus semakin banyak melakukan swab antigen dan PCR serta melakukan pelacakan kontak erat (tracing) terhadap warga.

Ditambah lagi, mereka juga mesti mengurusi tetek bengek vaksinasi yang sedang digencarkan, juga mencari rumah sakit rujukan bagi pasien yang bergejala berat, padahal rumah sakit penuh di mana-mana.

Baca juga: Pemkot Depok Targetkan 3.000 Vaksinasi Covid-19 Setiap Hari

Selain itu, jangan lupakan bahwa nasib warga yang isolasi mandiri pun ada di tangan puskesmas.

Masing-masing tenaga puskesmas bertanggung jawab memantau puluhan hingga ratusan warga positif Covid-19 di satu kelurahan atau beberapa RW sekaligus.

Masalahnya, kasus Covid-19 naik dengan pesat belakangan ini. Sepekan terakhir, ada 3.134 kasus baru Covid-19, rekor sepanjang pandemi.

Itu berarti, jumlah warga yang harus dipantau dalam isolasi mandiri juga semakin banyak, sedangkan tenaga puskesmas justru tak bertambah, atau malah mungkin berkurang karena ada yang positif Covid-19.

"Memantau via telepon saja perlu waktu juga, karena satu per satu ditanyain, bagaimana, bagaimana, lalu dicatat. Jadi, kerja memantau saja butuh waktu juga," tutur Novarita.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sudah Tersedia Lagi, Warga Depok Bisa Kembali Daftar Vaksinasi

Karena keadaan ini, lanjut Novarita, Pemerintah Kota Depok berencana membuka rekrutmen relawan untuk membantu kerja puskesmas.

Pasalnya, kasus Covid-19 diprediksi masih akan terus meningkat dengan cepat dalam beberapa waktu ke depan.

Saat ini, Depok baru memiliki 38 puskesmas dari total 63 kelurahan.

"Kapannya belum tahu. Baru dibahas anggarannya," tutup Novarita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com