Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepanjang Pandemi, 740 Anak di Depok Kehilangan Orangtua karena Covid-19

Kompas.com - 12/08/2021, 14:56 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Sedikitnya sudah 740 anak di Depok, Jawa Barat, kehilangan orangtua akibat Covid-19 sejak pandemi melanda wilayah tersebut pada Maret 2020 hingga sekarang.

Sebagai informasi, hingga data terbaru diumumkan kemarin, Kota Depok telah melaporkan 1.891 kematian terkonfirmasi Covid-19.

Kepala Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga (DPAPMK) Kota Depok, Nessi Annisa Handari, menyebutkan bahwa mayoritas anak yang masuk dalam perhitungan ini ialah mereka yang berusia 0-18 tahun, dengan sedikit pengecualian.

"Kurang lebih anak-anak sekitar 740-an yang kehilangan orangtua--anak-anak, ya, bukan keluarga. Kan ada orangtua yang anaknya 2 atau 3, misalnya. Kalau keluarga ada sekitar 400-an," ujar Nessi kepada Kompas.com pada Kamis (12/8/2021).

Baca juga: Emosi Dokter Hamil yang Tak Dinikahi Berujung Tewasnya Pacar dan Kedua Orangtua

"Tetapi ada juga orangtua yang meninggal dua-duanya, meninggalkan 2 anak, yang satu masih SD, dan satu kuliah. Itu yang kuliah juga kita masukkan ke dalam data karena memang orangtuanya sudah tidak ada. Jika anak itu sudah bekerja dan mampu, tidak kita masukkan. Tapi yang utama 0-18 tahun yang kita data," ungkapnya.

Ia menjelaskan, 740-an anak-anak ini berstatus yatim, piatu, maupun yatim-piatu.

Dengan kata lain, mereka telah kehilangan ibu, ayah, maupun ibu dan ayah karena orangtuanya itu meninggal akibat Covid-19.

Di sisi lain, Nessi mengungkapkan, tren anak-anak di Depok yang kehilangan orangtua akibat Covid-19 sangat terasa belakangan ini.

Hal ini sejalan dengan meningkatnya tren kematian akibat Covid-19 saat pandemi gelombang kedua.

Baca juga: Dokter Richard Lee Jadi Tersangka dan Ditahan

"Memang terasa. Kalau dulu kan tidak terlalu banyak, setelah tahun ini lumayan. Kami masih terus mendata," sebut Nessi.

"Teman-teman para kader saya di lapangan mendata semua anak-anak yang kehilangan orangtua. Setiap anak yang baru kehilangan (orangtua), langsung masuk (data). Datanya dinamis, walau saya berharap tidak bertambah lagi," lanjutnya.

Nessi menambahkan, pendataan ini kelak akan menjadi dasar pelayanan, pendampingan, serta pemenuhan hak dan kebutuhan anak-anak itu, yang berbeda satu sama lain.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris, sebelumnya juga pernah mengungkapkan rencana program pendampingan "anak-anak pejuang Covid-19" ini.

"Kita juga akan membuat lembaga konsultasi untuk anak-anak yang bapak-ibunya meninggal dunia kerena Covid-19," ucap Idris usai menerima penghargaan Kota Layak Anak 2021 secara virtual, dikutip situs resmi Pemerintah Kota Depok, Jumat (30/7/2021).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com