Air Sungai Cisadane yang sebelumnya bercampur cairan berwarna merah, kini sudah kembali berwarna cokelat.
Menurut G, pabrik pengolahan sampah plastik itu belum beroperasi kembali setelah ramai diperbincangkan sejak Sabtu lalu.
Baca juga: Warga Sebut Pabrik di Tepi Sungai Cisadane Rutin Buang Limbah: Warna-warni, Kadang Berbusa
"Semenjak yang itu kemarin ramai, sudah itu enggak bunyi-bunyi lagi mesin pabrik. Enggak ada aktivitas," kata G.
Meski begitu, G bercerita bahwa aktivitas pembuangan cairan limbah berwarna dan berbau tidak sedap ke Sungai Cisadane sudah berlangsung sejak lama.
Hanya saja, cukup banyak warga tak begitu peduli karena menganggap pembuangan cairan itu suatu hal yang biasa dilihat di lokasi.
"Anak-anak sebenarnya sudah biasa (lihat). Rutin dia buang, beda-beda buangnya. Kadang warna coklat, warna warni. Kadang berbusa," ungkap G.
Bedanya, kata G, cairan limbah yang dibuang pada Sabtu lalu berwarna lebih pekat bahkan mengeluarkan bau tidak sedap.
"Sebenarnya biasa, cuma kemarin parah banget. Sampai bau. Bau obat kan, dia juga mungkin pakai kimia. Namanya juga daur ulang plastik," kata G.
Pemkot dan polisi lakukan investigasi
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan Toto Sudarto mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim untuk menginvestigasi dugaan pencemaran limbah tersebut.
"Petugas gabungan sudah di lapangan, mengecek langsung kebenarannya seperti apa," ujar Toto, Senin.
Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Pencemaran Sungai Cisadane oleh Pabrik Pengolahan Plastik di Serpong
Menegaskan Toto, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Tangerang Selatan, Budi mengatakan pihaknya sudah melakukan investigasi dengan mendatangi lokasi pada Minggu (3/10/2021).
Dari lokasi, petugas mengambil sampel air sungai dan cairan berwarna merah yang mengalir dari tempat pengolahan sampah tersebut ke Sungai Cisadane.
"Tim dari DLH sudah ambil sample baik di air sungai maupun zat pewarna yang dibuang untuk dianalisa di laboratorium," kata Budi.
Menyusul langkah DLH, aparat Polres Tangerang Selatan juga turut melakukan penyelidikan dugaan pencemaran lingkungan tersebut.