Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Sungai Cisadane Diduga Tercemar Limbah yang Bikin Airnya Bercampur Warna Merah...

Kompas.com - 05/10/2021, 07:11 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Air Sungai Cisadane yang sebelumnya bercampur cairan berwarna merah, kini sudah kembali berwarna cokelat.

Menurut G, pabrik pengolahan sampah plastik itu belum beroperasi kembali setelah ramai diperbincangkan sejak Sabtu lalu.

Baca juga: Warga Sebut Pabrik di Tepi Sungai Cisadane Rutin Buang Limbah: Warna-warni, Kadang Berbusa

"Semenjak yang itu kemarin ramai, sudah itu enggak bunyi-bunyi lagi mesin pabrik. Enggak ada aktivitas," kata G.

Meski begitu, G bercerita bahwa aktivitas pembuangan cairan limbah berwarna dan berbau tidak sedap ke Sungai Cisadane sudah berlangsung sejak lama.

Hanya saja, cukup banyak warga tak begitu peduli karena menganggap pembuangan cairan itu suatu hal yang biasa dilihat di lokasi.

"Anak-anak sebenarnya sudah biasa (lihat). Rutin dia buang, beda-beda buangnya. Kadang warna coklat, warna warni. Kadang berbusa," ungkap G.

Bedanya, kata G, cairan limbah yang dibuang pada Sabtu lalu berwarna lebih pekat bahkan mengeluarkan bau tidak sedap.

"Sebenarnya biasa, cuma kemarin parah banget. Sampai bau. Bau obat kan, dia juga mungkin pakai kimia. Namanya juga daur ulang plastik," kata G.

Pemkot dan polisi lakukan investigasi

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tangerang Selatan Toto Sudarto mengatakan, pihaknya sudah membentuk tim untuk menginvestigasi dugaan pencemaran limbah tersebut.

"Petugas gabungan sudah di lapangan, mengecek langsung kebenarannya seperti apa," ujar Toto, Senin.

Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Pencemaran Sungai Cisadane oleh Pabrik Pengolahan Plastik di Serpong

Menegaskan Toto, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH Tangerang Selatan, Budi mengatakan pihaknya sudah melakukan investigasi dengan mendatangi lokasi pada Minggu (3/10/2021).

Dari lokasi, petugas mengambil sampel air sungai dan cairan berwarna merah yang mengalir dari tempat pengolahan sampah tersebut ke Sungai Cisadane.

"Tim dari DLH sudah ambil sample baik di air sungai maupun zat pewarna yang dibuang untuk dianalisa di laboratorium," kata Budi.

Menyusul langkah DLH, aparat Polres Tangerang Selatan juga turut melakukan penyelidikan dugaan pencemaran lingkungan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap Groundbreaking MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com