JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan penelitian yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta sudah tidak menemukan kandungan parasetamol di laut Teluk Jakarta.
Dia mengatakan hal ini dipastikan dari tangkapan ikan Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan (KPKP) DKI Jakarta.
"Hasil parasetamol (di Teluk Jakarta) tadi tanya ke Ibu Eli (Kepala Dinas KPKP) yang sudah melakukan penelitian (dari) ikan-ikan yang ada di situ (Teluk Jakarta), alhamdulillah hasilnya negatif," ujar Riza dalam rekaman suara, Jumat (22/10/2021).
Riza mengatakan, penelitian tersebut merupakan hasil terbaru yang bisa menjadi rujukan bahwa tidak ada lagi kandungan parasetamol di Teluk Jakarta.
Baca juga: 3 Dugaan Sumber Kandungan Parasetamol di Teluk Jakarta Versi Pemprov DKI
"Ini (penelitian) yang terbaru ya, hasilnya baru," ucap dia.
Sebelumnya, temuan pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta dimuat dalam buletin polusi laut yang diterbitkan oleh sciencedirect.com dengan judul "Konsentrasi tinggi parasetamol dalam limbah yang mendominasi perairan Teluk Jakarta, Indonesia".
Dalam Buletin Polusi Laut disebutkan kandungan konsentrasi tinggi parasetamol terdeteksi di Angke dengan kadar 610 ng/L dan Ancol 420 ng/L.
Disebutkan temuan zat parasetamol di laut merupakan temuan pertama kali di laut Indonesia yang dihasilkan dalam studi Buletin Polusi Laut.
Penelitian ini mengambil sampel air Teluk Jakarta pada 2017-2018 lalu dan riset dipublikasikan Agustus 2021.
Baca juga: Penjelasan Peneliti tentang Asal Pencemaran Parasetamol di Teluk Jakarta
Peneliti Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Zainal Arifin mengatakan dua sumber yang dicurigai menjadi muasal kandungan parasetamol adalah limbah industri farmasi dan pemakaian obat ini yang cukup besar.
"Jadi sumber bisa dari industri atau pemakaian (obat parasetamol)," ujar Zainal, Jumat (1/10/2021).
Zainal mengatakan, paracetamol merupakan obat yang bebas dijual di tengah masyarakat dan tidak memerlukan resep dokter untuk dikonsumsi.
Parasetamol yang dikonsumsi, kata Zainal, akan dikeluarkan melalui cairan seni dan kotoran yang diproduksi manusia dan mencemarkan air limbah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.