JAKARTA, KOMPAS.com - Dadang (41) masih terbaring lemah di ruang perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih, Jakarta Timur.
Namun, ingatannya masih kuat ketika ditanya soal detik-detik kecelakaan maut antara dua bus Transjakarta pada Senin (25/1/2021).
Dadang adalah salah satu dari 31 korban luka akibat kecelakaan maut tersebut.
Sementara itu, dua orang dilaporkan tewas, salah satunya pengemudi bus Transjakarta.
Baca juga: Hasil Olah TKP, Kecepatan Bus Transjakarta Saat Tabrakan di Cawang 55,4 Km Per Jam
Kecelakaan itu bermula saat satu bus Transjakarta yang sedang berhenti untuk menurunkan penumpang di Halte Cawang Ciliwung, secara tiba-tiba tertabrak satu bus Transjakarta lainnya dari arah belakang.
Dadang bercerita dirinya adalah penumpang bus Transjakarta yang menghantam satu bus Transjakarta lainnya.
Saat itu, dia berada di bangku belakang bus Transjakarta. Posisi kursi yang lebih tinggi dibanding kursi lainnya membuat Dadang melihat secara jelas detik-detik kecelakaan maut itu.
Menurut Dadang, bus awalnya melaju normal. Kejanggalan mulai muncul ketika bus hendak memasuki Halte Cawang Ciliwung.
Dadang yang duduk di kursi bagian belakang secara otomatis bisa melihat ada bus Transjakarta yang sedang menurunkan penumpang di Halte Cawang Ciliwung.
Namun, sopir bus tidak berupaya mengerem meski di hadapannya ada bus Transjakarta lain.
"Kok sudah 300 meter sebelum halte, tapi bus tidak ngerem juga. Tiba-tiba bus yang saya naiki menabrak, dari belakang itu saya terpental ke bagian depan bus," ujar Dadang dilansir Antara, Selasa (26/10/2021).
Dadang pun terjatuh dari kursinya setelah bus menabrak bus Transjakarta lain. Meski sulit untuk bangkit, Dadang tetap berusaha sekuat tenaga untuk keluar melalui pintu yang telah rusak akibat benturan keras.
Baca juga: Wagub DKI Sebut Pengemudi Jadi Tersangka dalam Kecelakaan Bus Transjakarta