TANGERANG, KOMPAS.com - Perusahaan Otobus (PO) di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, menyatakan berkeberatan dengan wacana penumpang seluruh moda transportasi wajib membawa hasil tes PCR.
Sebagai informasi, Pemerintah Pusat berencana menerapkan syarat wajib membawa hasil tes PCR bagi penumpang seluruh moda transportasi guna mencegah kenaikan kasus positif Covid-19.
Warso, pihak PO KTM Trans di Terminal Poris Plawad, mengaku keberatan dengan wacana itu lantaran harga tes PCR lebih mahal jika dibandingkan tarif tiket bus.
Baca juga: Kapan Syarat PCR untuk Penumpang Semua Moda Transportasi Berlaku? Ini Penjelasan Satgas
"Tiket ke Surabaya cuma Rp 290.000. PCR sampai Rp 500.000. Sekali tes PCR bisa pulang pergi, berkeberatan banget lah," ungkapnya saat ditemui, Rabu (27/10/2021).
Menurut dia, jika kewajiban tersebut akan diterapkan ke seluruh penumpang moda transportasi khususnya ke penumpang bus, tingkat keterisian bus bakal menurun dengan tajam.
Terlebih Warso mengaku bahwa jumlah keterisian busnya sudah sangat menurun jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19.
Baca juga: 230 Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta Pakai Layanan Hasil Tes PCR Keluar 3 Jam
"Jumlah penumpang di bus ini aja udah turun 80 persen sekarang. Biasa sehari cuma mengangkut 5-10 orang ke Surabaya," tutur dia.
"Apa lagi kalau ada PCR, bisa bubar sudah. Pada pulangnya nanti pas PCR-nya dicabut. Apalagi pandemi gini orang pada takut naik transportasi," sambungnya.
Subiyanto, pihak PO Sinarjaya, juga menyatakan sikap berkeberatan terhadap wacana penumpang moda transportasi diwajibkan membawa tes PCR.
Alasannya juga lantaran harga tes PCR yang lebih mahal dari pada tarif bus.
PO yang melayani jurusan Kota Tangerang-Surabaya itu mematok harga tiket hanya sebesar Rp 200.000.
"Lebih mahal PCR-nya dari pada tiket busnya. Ya kalau benar diterapin bakal sepi penumpang pasti," ucap Subiyanto saat ditemui, Rabu.
Dia mengatakan, jumlah penumpang saat pandemi Covid-19 ini tergolong menurun.
Dalam satu hari, bus dengan tujuan ke Surabaya itu hanya mengangkut sekitar 10 penumpang.
Dalam kesempatan itu, dia berharap agar wacana penumpang khususnya penumpang bus membawa hasil tes PCR tidak akan diterapkan.