Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Sekelompok Orang Tengah Malam Acungkan Sajam ke Pekerja Steam, Berujung Curi Termos dan Rice Cooker

Kompas.com - 03/11/2021, 09:36 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Menurut Bambang, korban sedikit terluka karena diduga senjata tajam yang digunakan tumpul.

"Sementara sajam yang ada tumpul bukan lancip," kata Bambang.

Korban yang alami bacok di punggung itu yakni Ahmad Fauzi (35). Pria asal Jember, Jawa Timur, itu mengalami luka bacok pada punggung kiri.

Fauzi mengaku hanya mengalami luka ringan meski sempat mengeluarkan darah.

Baca juga: Korban Tak Melapor, Polisi Jemput Bola Usut Aksi Begal di Tempat Cuci Steam Pasar Minggu

"Lukanya sih tidak dalam, paling cuma satu senti," kata Fauzi saat ditemui dilokasi.

Kronologi

Fauzi menceritakan mengenai kronologi komplotan begal berjumlah tujuh orang meyasar tempat kerjanya itu.

Para pelaku datang menggunakan tiga motor secara berboncengan. Mereka membawa senjata tajam berupa celurit dan pedang.

"Saya sama dua teman sedang duduk. Awalnya satu motor lewat mungkin mantau, kemudian balik lagi melawan arah sama teman-temannya, langsung mengacungkan sajam," kata Fauzi

Fauzi dan satu rekannya yang melihat aksi para pelaku kemudian melarikan diri ke salah satu ruangan di belakang tempat cuci steam.

Sementara itu, satu rekan lainnya memanjat dinding mengarah ke salah satu tempat tinggal sementara untuk istirahat pekerja cuci steam.

Di situlah Fauzi dan satu rekannya diduga alami luka bacok dari komplotan begal.

"Saya langsung tutup pintu tapi mereka berusaha dobrak. Saya dorong agar mereka tidak masuk. Sepertinya di situ saya kena bacok di punggung, teman saya terkena bacok di perut," kata dia.

Fauzi mengatakan, semula luka bacok yang dialami tak tererasa sakit. Namun setelah pelaku kabur, punggungnya baru mengeluarkan darah.

"Pas kejadian saya tidak berasa. Pas sudah selesai baru keluar darah. Punggung berlubang, tapi tidak dalam. Saat kejadian emang saya mikirnya selamatkan diri saja," kata Fauzi.

Curi termos dan rice cooker

Fauzi mengatakan, pada saat dirinya diserang beberapa orang begal, pelaku lain menggasak beberapa barang dan uang yang ada di cuci steam.

Dia mengetahui itu setelah melihat rekaman CCTV di lokasi. Pelaku lain sempat memecahkan kotak amal dan mengambil uang yang diperkirakan senilai Rp 1 juta.

"Mereka juga mengambil termos dan rice cooker. Padahal ada spiker dan ada uang cucian mobil, tapi memang kami taruh di dalam tempat sampah. Mungkin mereka tidak tahu, dikira itu sampah aja," kata Fauzi.

Fauzi mengatakan, satu celurit yang dibawa pelaku sempat tertinggal. Pelaku diduga lupa membawa setelah sebelumnya diletakan untuk upaya memecahkan kaca kotak amal.

"Saat ini semua barang bukti sudah dibawa oleh polisi, termasuk celurit. Saya sudah dimintai keterangan," ucap Fauzi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com