Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Pelaku Pemalakan di Wisma Atlet Ditangkap, Uang Rp 2 Juta Diamankan sebagai Alat Bukti

Kompas.com - 15/11/2021, 06:51 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber Kompas TV,

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor Pademangan membekuk dua pria, berinisial SH dan MS, yang diduga memalak seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang akan menjalani karantina di Wisma Atlet, Jakarta Utara.

Polisi menangkap keduanya pada Kamis (11/11/2021) malam usai sebuah video pemalakan viral di media sosial.

Video itu diunggah akun Twitter @tukangrongsok___ pada Kamis sore, dengan narasi ”Viral kan!! TKW yg akan menjalani karantina di Wisma Atlit Kemayoran dimintain uang, dikasih 50 ribu masih kurang. @DivHumas_Polri @satgascovid19id”.

Kapolsek Pademangan Ajun Komisaris Panji Ali Candra mengatakan polisi mengamankan sejumlah barang bukti dari terduga pelaku.

“Dalam proses pemeriksaan kami kumpulkan barang bukti juga. Ada uang Rp 2 juta dari satu orang. Kemudian ada rompi dan kacamata (yang digunakan) sesuai video viral,” ujar Panji, Jumat (12/11/2021), dilansir dari Kompas.id.

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Sumur Resapan ala Anies Dikritik, Anah Buah Gunakan Istilah Drainase Vertikal

Beraksi sejak tahun lalu

Dari hasil pemeriksaan, SH dan MS diketahui sudah beraksi sejak bulan Oktober tahun 2020 lalu.

Mereka rata-rata menghasilkan Rp 500 ribu per hari.

Dalam beraksi, SH dan MS menyasar kendaraan yang mengantar warga, terutama pekerja migran yang akan melakukan karantina setelah kembali dari luar negeri.

Mereka kerap menebar ancaman secara verbal kepada para korban saat beraksi.

Kedua pelaku kini telah ditetapkan sebagai tersangka pemerasan dan mendekam di tahanan polsek pademangan, tulis Kompas.tv.

Baca juga: Operasi Zebra Jaya Dimulai Hari Ini di Jalanan Jakarta, Ini Jenis Pelanggaran yang Ditindak

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com