Bahkan, untuk pemberkatan, Maria menganggapnya sangat hemat karena hanya menghabiskan biaya setengah dari harga biasa.
"Jadi biaya jatah pestanya ditabung dan buat modal cari kios buat usaha," ujar dia.
Maria pun merasa beruntung karena pandemi menjadi momen tepat untuk melaksanakan pernikahan yang sederhana seperti yang diharapkannya sejak lama.
Baca juga: Kisah Warga Sawangan Menikah di Tengah Hujan Deras, Waswas Bubar dan Digunjingkan di Medsos
Hal senada juga dirasakan Sylvia Puput Pandansari (32). Seorang public relation (PR) di perusahaan swasta itu cukup berhemat saat menggelar pernikahan di masa pandemi Covid-19.
Awalnya, kata dia, rencana pernikahanya akan digelar pada 27 Juni 2020. Namun, karena saat itu kasus sedang tinggi, maka ditunda menjadi 28 Desember 2020.
Awalnya ia juga sudah menyiapkan banyak undangan untuk melangsungkan pernikahan dan resepsi yang akan dibuat besar-besaran sebagai anak terakhir.
"Tetapi jadinya cuma sekitar 30 orang yang terdiri dari perwakilan keluarga, perwakilan teman kami berdua, dan perwakilan warga," kata dia.
Pelaksanaan pernikahannya pun hanya digelar di halaman rumah setelah pemberkatan di gereja.
Baca juga: Menko PMK: Tunda Dulu Resepsi Pernikahan Selama Libur Natal-Tahun Baru
Di gereja, ujar Puput, dia menekan jumlah tamu, dari yang diperbolehkan 50 orang dikurangi sehingga hanya 20 orang.
"Midodareni kan cuma ibadah saja acaranya, pemberkatan, terus ada acara keluarga saja setelah itu. Semua digelar di halaman samping rumah dan duduknya benar-benar dikasih jarak," kata dia.
Puput juga harus rela membatalkan gedung yang sudah dibayarkan uang mukanya. Hal tersebut dilakukan karena kedua belah pihak keluarga telah sepakat tidak memakai gedung.
"Hemat sih karena memang jadi menekan budget setengah lebih tapi ada ruginya juga karena waktu itu sudah DP katering dan gedung," kata dia.
Hanya saja, sebab dia menikah di kota kecil, yakni di Ambarawa, Jawa Tengah, maka kerugiannya pun tergolong murah.
Baca juga: PPKM Level 2 Jakarta, Resepsi Pernikahan Boleh Digelar dengan Kapasitas 50 Persen
Menurut dia, hal tersebut tidak seberapa daripada harus menanggung rugi jika setelah acara ada anggota keluarga atau teman yang terpapar.
"Jadi iya, saya tetap berpikir kami lebih hemat dan efisien," kata dia.